Menuju konten utama

Jepang Dukung Penelitian Pembuatan Sel Manusia pada Hewan

Peneliti Jepang Hiromitsu Nakauchi dan timnya dari Universitas Tokyo dan Universitas Stanford sedang berencana untuk menumbuhkan sel manusia di dalam tubuh hewan.

Jepang Dukung Penelitian Pembuatan Sel Manusia pada Hewan
Ilustrasi penelitian stem sel. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Ahli biologi dari Hiromitsu Nakauchi dan timnya dari Universitas Tokyo dan Universitas Stanford, akan melakukan penelitian tentang menumbuhkan sel manusia di dalam tubuh hewan.

Rencana ini bertujuan agar organ hasil pertumbuhan sel ini dapat digunakan untuk transplantasi manusia.

Dilansir dari Nature, penelitian ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sel manusia kepada tubuh tikus yang sudah direkayasa agar tidak dapat menghasilkan pankreas.

Tujuannya adalah agar embrio hewan pengerat ini dapat menggunakan sel manusia untuk menghasilkan pankreasnya sendiri.

"Kami mencoba untuk melakukan pembuatan organ yang ditargetkan, jadi sel-selnya hanya menuju pankreas," kata Nakauchi pada Nature.

Rencananya penelitian ini akan berjalan selama dua tahun. Selama itu Nakauchi dan tim akan mengamati hewan pengerat ini tumbuh berkembang dan memonitor organ serta otak mereka dalam proses tersebut.

Jika percobaan dengan tikus dianggap berhasil, maka mereka akan melanjutkan penelitian dengan menggunakan babi.

Setelah sempat ditentang, pemerintah Jepang akhirnya memberikan izin atas penelitian ini.

Padahal sebelumnya, hingga Maret tahun ini, Jepang secara tegas melarang pertumbuhan embrio hewan yang mengandung sel manusia lebih dari 14 hari atau transplantasi embrio tersebut menjadi rahim pengganti.

Saat itu, Kementerian Pendidikan dan Sains Jepang mengeluarkan pedoman baru yang memungkinkan penciptaan embrio manusia-hewan yang dapat ditransplantasikan ke hewan pengganti dan dibawa ke masa penahanan.

Masyarakat dunia sudah banyak memperdebatkan perihal ‘etika’ dalam kasus ini. Banyak ahli bioetika yang khawatir tentang kemungkinan bahwa sel-sel manusia mungkin melesat melampaui pengembangan organ yang ditargetkan, lalu melakukan perjalanan ke otak hewan yang sedang berkembang dan berpotensi mempengaruhi kognisi.

Namun, sepertinya pemerintah Jepang telah mengantisipasi hal ini. Pemberian izin ini bukannya tanpa syarat.

Dilansir dari Science Alert jika Nakauchi dan timnya mendeteksi lebih dari 30 persen sel otak tikus adalah manusia, maka penelitian ini harus segera dihentikan.

Hal ini dilakukan untuk mencegah terciptanya binatang yang “dimanusiakan.”

Sebelumnya, Nakuchi dan timnya dari Universitas Stanford melakukan percobaan ini dengan menggunakan domba.

Sayangnya setelah 28 hari, percobaan tersebut gagal karena dinilai genetik domba terlalu jauh dari manusia.

Baca juga artikel terkait ILMUWAN JEPANG atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yandri Daniel Damaledo

Artikel Terkait