tirto.id - Polri mengatakan korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah akan segera dimakamkan secara massal hari ini Senin (1/10/2018). Adapun pertimbangan dari keputusan itu untuk meminimalisir penyebaran penyakit yang berpotensi muncul.
“Jenazah akan dimakamkan secara massal, mengingat sebagian besar sudah mulai membusuk. Apabila tidak segera dimakamkan, akan menimbulkan penyakit,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada Tirto pada Minggu (30/9/2018) malam.
Sementara itu, Dedi menyebutkan bahwa proses evakuasi dan identifikasi korban pun masih terus dilakukan.
Meski Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengumumkan ada 832 korban meninggal per kemarin (30/9/2018), namun Dedi menyebutkan jumlah yang lebih banyak. Berdasarkan data yang dihimpun dari posko di Markas Korem 132/Tadaluko Palu, jumlah korban meninggal dunia mencapai 1.193 orang.
Dari angka tersebut, korban paling banyak ditemukan di Kelurahan Petobo, di mana ada 700 orang meninggal dunia di sana.
Lebih lanjut sebanyak 10 korban berada di Rumah Sakit Wirabuana, 201 korban di Rumah Sakit Undata, 50 korban di Masjid Raya, 161 korban di Rumah Sakit Bhayangkara, 25 korban di Kelurahan Pantoloan Induk, 2 korban di Kelurahan Kayumalue Pajeko, 5 korban di Kelurahan Kawatuna, 7 korban di Pos Polisi Pamong Praja, dan 32 korban di Rumah Sakit Madani.
Sementara itu, korban yang mengalami luka berat tercatat sebanyak 184 orang. Seluruh korban luka berat itu saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Wirabuana.
“Semua satgas masih bekerja, utamanya mengevakuasi korban yang masih hidup maupun korban yang sudah meninggal,” ujar Dedi lagi.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora