Menuju konten utama

Jelang Uji Coba, MTI Ingatkan Masalah Keselamatan LRT Jabodebek

Djoko Setijowarno meminta kepada pemerintah untuk memberikan jaminan keselamatan bagi pengguna LRT Jabodebek yang akan uji coba pada 12 Juli 2023.

Jelang Uji Coba, MTI Ingatkan Masalah Keselamatan LRT Jabodebek
Rangkaian gerbong kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) memasuki Depo LRT Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/7/2023).ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/Spt.

tirto.id - Wakil Ketua Pemeberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat, Djoko Setijowarno meminta kepada pemerintah untuk memberikan jaminan keselamatan bagi pengguna LRT Jabodebek. Apalagi uji coba LRT akan dilakukan pada 12 Juli hingga pertengahan Agustus 2023, sebelum nantinya akan dioperasionalkan secara komersil.

"Harus ada jaminan keselamatan bagi pengguna," katanya, di Jakarta, Jumat (7/7/2023).

Djoko mengatakan jaminan keselamatan bagi pengguna LRT Jabodetabek perlu diberikan, mengingat pernah terjadi kecelakaan saat tahapan uji coba beberapa waktu lalu. Juga ketika LRT Sumatera Selatan dioperasikan 2018, terjadi kerusakan mesin menyebabkan penumpang panik.

"Pasalnya, posisi jaringan melayang, maka jaminan keselamatan pengguna LRT Jabodebek harus diperhatikan dan pengguna mendapatkan informasi yang lengkap bagaimana cara antisipasinya," terang dia.

Mengutip Studi Standarisasi Fasilitas Integrasi dalam Proses/Kegiatan Perpindahan Moda pada Simpul Transportasi (2022), aspek keselamatan dalam integrasi moda, meliputi keselamatan lalu lintas dan keselamatan umum.

Keselamatan lalu lintas, berupa jalur pejalan kaki, penataan jalur pejalan kaki yang lebar, nyaman, dan inklusif dengan lebar minimal 1,5 meter. Jalur penyeberangan, berupa zebra cross (pelican crossing), jembatan penyeberangan orang (JPO), atau underpass.

Lalu adanya pagar pengaman, pada jalur pejalan kaki bersebelahan dengan jalur kendaraan dengan tinggi minimum 0,9 meter. Perkerasan jalur pejalan kaki, perkerasan dengan ubin/beton/aspal/paving block yang tidak licin. Rambu keselamatan, pada jalur penyeberangan kedua sisi jalan (dengan alat pemberi isyarat dan control rambu pada pelican crossing). Marka jalan, berupa jalur penyeberangan (zebra cross).

Sementara keselamatan umum, berupa proteksi kebakaran, penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) yang terpisah dari bangunan utama. Lampu penerangan, sepanjang rute peroindahan moda. Pos pemeriksaan, disediakan di titik tertentu dan tersedia petugas Kesehatan dan alat kesehatan.

Manajer Public Relation KAI Divisi LRT Jabodebek, Kuswardoyo sebelumnya memastikan keamanan operasional LRT meski tidak ada masinis yang mengoperasikan kereta tersebut. Dia mengklaim bahwa seluruh sistem keamanan yang dilakukan LRT Jabodebek sudah dibuat berlapis.

"Dengan operasional tanpa masinis tentunya akan lebih aman dibandingkan menggunakan orang. Lebih dri 60 persen karena faktor manusia dalam kecelakaan kelelahan dan sebagiannya," ujarnya kepada media saat menjejal rangkaian LRT Jabodebek dari Dukuh Atas ke Jatimulya, Kamis (6/7/2023).

Dia mencontohkan dalam sistem pengereman dilakukan LRT misalnya, seluruhnya sudah tersistem dan terinstall penuh. Sehingga jika kecepatan melebihi batas 80 km/jam sistem akan otomatis melakukan pengereman.

"Terkait akselerasi juga begitu, kereta-kereta di depan berjalan 60 km per jam maka di belakangnya akan mengukuti sesuai kecepatan. Jadi jarak keretanya akan tetap sama," jelasnya.

Selain itu, sistem juga akan membaca jika nantinya di jalur ada benda atau hal-hal yang mengganggu operasional LRT. Kereta otomatis nantinya akan bergenti sebelum kena benda tersebut.

"Begitu juga saat terjadi gempa, kereta akan berhenti otomatis. Dan kereta akan melaju lagi ketika kondisi sudah dimungkinkan. Insyaallah jauh lebih aman," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait UJI COBA LRT JABODEBEK atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang