tirto.id - Lintas Rel Terpadu Jabodebek (LRT Jabodebek) bakal diuji coba tanpa masinis pada 12 Juli 2023. Manajer Public Relation KAI Divisi LRT Jabodebek, Kuswardoyo meminta masyarakat tidak perlu khawatir terkait keamanan kereta dan menjamin sistem otomatis lebih aman dibandingkan sistem manual.
"Dengan operasional tanpa masinis tentunya akan lebih aman dibandingkan menggunakan orang. Lebih dri 60 persen karena faktor manusia dalam kecelakaan kelelahan dan sebagainya," kata Kuswardoyo saat menjajal rangkaian LRT Jabodebek dari Dukuh Atas ke Jatimulya, Kamis (6/7/2023).
Dia juga menuturkan, keamanan LRT Jabodebek diatur oleh sistem yang berlapis. Kuswardoyo mencontohkan jika batas kecepatan yang ditentukan maka sistem akan otomatis berhenti.
"Terkait akselerasi juga begitu, keteka kereta di depan berjalan 60 km per jam maka di belakangnya akan mengukuti sesuai kecepatan. Jadi jarak keretanya akan tetap sama," jelasnya.
Tidak hanya itu, sistem juga akan menyesuaikan rangkaian lain. Karena itu, dia menjamin jarak antara satu dengan rangkaian lainnya akan terjaga.
"Begitu juga saat terjadi gempa, kerta akan berhenti otomatis. Dan kereta akan melaju lagi ketika kondisi sudah dimungkinkan. Insya Allah jauh lebih aman," pungkasnya.
Untuk diketahui, Direktur Jenderal Perkeretaapian (Dirjen KA) Kementerian Perhubungan, Risal Wasal menargetkan izin operasional LRT Jabodebek akan segera rampung dalam minggu ini. Diharapkan pada 12 Juli 2023 kereta dapat dilakukan uji coba operasi atau soft launching, sebelum nantinya beroperasi secara komersial pada Agustus 2023.
"Kita tunggu hasil ujinya dan kelengkapan lainnya untuk izin operasi dari operator, semoga minggu ini selesai," kata Waisal kepada Tirto, Selasa (4/7/2023).
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut bahwa pada 12 juli nanti, LRT Jabodebek mulai melakukan ujicoba operasional terbatas dengan tarif Rp1 rupiah. Diharapkan pada 18 Agustus 2023 akan diresmikan oleh Presiden Jokowi dan beroperasi secara komersial.
Dia mengungkapkan LRT Jabodebek mampu mengangkut hingga 500 ribu penumpang per hari. Jika digabung dengan penumpang KRL Jabodetabek sebanyak 1,2 juta penumpang, maka secara total akan ada 1,7 juta penumpang per hari yang diangkut menggunakan kedua angkutan massal tersebut.
"Kami ingin pastikan konektivitas melalui angkutan massal ini dapat dilakukan lebih baik, sehingga masyarakat yang beralih ke angkutan massal semakin banyak. Karena ongkos yang harus dibayar tinggi sekali apabila menggunakan kendaraan pribadi. Kalau naik LRT bisa lebih murah, cepat, tidak macet dan bebas polusi," ucapnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin