tirto.id - Orang merokok menjadi pemandangan lazim di depan hotel-hotel jemaah haji Indonesia di Kota Makkah. Tidak peduli pagi, siang, bahkan malam hari.
Jemaah haji lelaki biasanya duduk kongko-kongko, ditemani kopi--kalau ada--sambil ngudud. Kondisi tersebut pun membuat Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mengimbau jemaah haji Indonesia khususnya laki-laki untuk berhenti melakukan kebiasaan merokok.
Tidak hanya itu, jemaah juga diimbau menjaga kesehatan, mengonsumsi makanan-makanan bergizi hingga minum air yang cukup menjelang puncak Haji di Armuzna pada Sabtu, 15 Juni 2024.
"Terakhir berhenti merokok," kata Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Enny Nuryanti, Selasa (28/5/2024).
Dia menuturkan, sejak klinik KKHI beroperasi, sebanyak 78 pasien telah dirawat inap dan 137 jemaah rawat jalan. Untuk jemaah yang dirujuk ke RS Arab Saudi sebanyak 85 orang, sebagian sudah pulang.
Sementara itu untuk jumlah jemaah meninggal sebanyak 20 orang, 6 orang meninggal di Makkah.
"Semuanya jantung," ungkap Enny.
Rata-rata jemaah yang meninggal kolaps setelah umrah. Karena itu, dia melanjutkan, jemaah harus tahu kondisi badan sendiri dan jangan sampai memaksakan diri.
Enny juga meminta jemaah haji Indonesia selalu menggunakan masker selama di tanah suci. Sebab saat ini, pneumonia menjadi penyakit terbanyak yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia.
Enny menjelaskan, dari 57 pasien saat yang dirawat saat ini mayoritas menderita pneumonia. Kemudian sakit demensia dan dispepsia (keluhan lambung). Lebih lanjut, Enny menuturkan, pneumonia salah satu penyebabnya karena udara panas. Saat ini di Makkah udara mencapai 43 derajat celcius.
"Saat berada di kloter terkena ISPA trus imunnya menurun dan geriatri hingga menyebabkan infeksi di paru. Saat ini kasus ISPA semakin banyak di kloter," kata Enny.
Sebab itu, Enny menuturkan, jemaah wajib mengenakan masker ke mana pun pergi. Bahkan saat beribadah di masjidil haram.
"Ya seperti Covid dulu, dimasker terus. Mungkin kalau tawaf dilepas, tapi setelah itu dipakai lagi," ujar Enny.
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Intan Umbari Prihatin