tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan terus berusaha untuk mengendalikan inflasi hingga mencapai target hingga akhir tahun terjaga di level 3,5 plus minus satu persen. Pada Mei lalu, inflasi terjadi sebesar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 132,99.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Mei) 2018 sebesar 1,30 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2018 terhadap Mei 2017) sebesar 3,23 persen.
"Inflasi kita sambut gembira memasuki bulan Ramadan, mendekati Lebaran hanya 0,21 persen. Kalau tahun-tahun lalu menjelang Lebaran bisa mencapai setengah persen. Sekarang, yoy [year on year/tahun ke tahun] juga masih 3,2 persen," kata Sri di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jakarta pada Senin (4/6/2018).
Sri melanjutkan bahwa capaian inflasi ini menunjukkan koordinasi yang baik antara pemerintah dengan Bank Indonesia dalam menjaga inflasi. "Pemerintah akan terus berjaga agar daya beli masyarakat tidak tergerus dengan kenaikan harga, kami kemarin juga lihat gejolak dolar itu akan juga berpotensi meningkatkan inflasi," kata Sri.
Tingkat inflasi yang relatif rendah ini dikatakannya juga mencerminkan harga pangan dari menjelang Ramadan hingga menjelang Lebaran, yang biasanya suka bergejolak, dapat stabil terjaga. Diharapkannya, prestasi ini dapat terus dipertahankan hingga akhir tahun nanti.
"Kami akan selalu jaga prestasi ini, kondisi ini secara baik, sehingga keseluruhan per tahun bisa sesuai asumsi APBN 3,5 plus minus satu persen, sesuai yang juga disampaikan BI selama ini. Itu artinya stabilitas menjadi sangat penting, terutama saat ekonomi dunia yang semakin menghadapi ketidakpastian," terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan bahwa capaian inflasi pada Mei menjadi inflasi terendah dibandingkan inflasi di bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.
"Inflasi ini suatu bukti nyata an komitmen di tingkat pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk pastikan barang tersedia dan harga terkendali. Ini inflasi terendah dibandingkan bulan Ramadhan tahun sebelumnya," ujar Perry.
Lalu, ia mengatakan capaian inflasi ini membuktikan bahwa pemerintah bersama kementerian/lembaga terkait dapat menjaga dampak penurunan nilai tukar terhadap inflasi.
"Ini termasuk sebagai bukti bahwa pelemahan nilai tukar itu hanya kecil saja. Sejumlah analis menilai nilai tukar rupiah melemahnya, inflasi akan melambung tinggi, tapi ini terbukti tidak. Ini bukti nyata," ucapnya.
Inflasi pada Mei, dipaparkan BPS, terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,21 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,31 persen; kelompok perumahan, air listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,19 persen; kelompok sandang sebesar 0,33 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,09 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,18 persen.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Maya Saputri