tirto.id - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara mengatakan, untuk mengantisipasi ganguan jaringan telekomunikasi seluler akibat mati listrik atau blackout provider harus menyediakan genset.
"Kalau kita mau semuanya [jaringan telekomunikasi selular] hidup harus ada genset," kata Rudiantara saat ditemui di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (14/8/2019).
Dengan adanya genset, kata dia, maka peristiwa mati listrik yang terjadi di Jakarta, Jawa Barat dan Banten seperti beberapa waktu lalu tidak akan menjadi persoalan untuk jaringan telekomunikasi.
Namun penyediaan genset di setiap Base Transceiver Station (BTS), kata Rudiantara, bukan tanpa kendala. Selain biayanya mahal juga ada sebagian genset yang telah disiapkan tetapi hilang, terutama di daerah-daerah.
"Di Indonesia ini ada 300.000 lebih BTS. Jadi bayangkan jika semuanya dilengkapi genset tentu akan jadi mahal," kata dia.
Namun, kata dia, untuk BTS sentral milik masing-masing provider sudah tidak ada masalah ketika terjadi mati listrik.
"Kalau di sentralnya tidak masalah karena mereka mempunyai genset. Di Hub-nya mereka memakai genset. Tetapi di ujung-ujungnya itu disediakan UPS [uninterruptible power supply] yang hanya bertahan 3-4 jam," kata dia.
Dengan adanya UPS itu diharapkan ketergantungan terhadap pasokan listrik PLN dapat sedikit diatasi ketika terjadi mati listrik. Waktu 3-4 jam diharapkan cukup bagi PLN untuk melakukan perbaikan jika terjadi mati listrik.
Saat terjadi mati listrik beberapa jam, Minggu (4/8/2019) lalu hampir seluruh provider jaringan telekomunikasi seluler mengalami masalah.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali
