tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar PT PLN mengerem pembangunan pembangkit listriknya. Permintaan ini disampaikan Luhut guna menyikapi pemadaman massal listrik (blackout) PLN yang sempat menimpa Banten, Jakarta, sampai Jawa Barat.
Pernyataan ini juga disampaikan Luhut kepada Plt. Dirut PT PLN, Sripeni Inten Cahyani saat berkunjung ke Kemenko Kemaritiman. "Supaya lebih efisien lah. Kalian (PT PLN) jangan terlibat dulu sama pembangunan-pembangunan listrik atau power-nya. Biarin aja private sector yang lebih masuk," ucap Luhut kepada wartawan saat ditemui di Gedung Kemenko Kemaritiman pada Rabu (4/8/2019).
Luhut mengatakan, PT PLN sebaiknya mengambil rehat terlebih dahulu. Sebaliknya, pembangunan pembangkit dan pemenuhan kebutuhan listrik dapat dikerjakan oleh sektor swasta.
Ia mencontohkan, program pembakaran atau incenerator sampah yang juga dikenal sebagai waste to energy yang salah satunya tengah dikerjakan perusahaan bernama Indonesia Power.
Luhut meminta agar PT PLN melakukan konsolidasi di internal. Terutama untuk membenahi dan benar-benar memastikan agar kejadian mati listrik pada Minggu (4/8/2019) itu tidak terjadi lagi.
"Seperti 51 persen untuk Indonesia Power untuk waste to energy. Jadi konsolidasi aja dulu. Biarkan private sector main karena apa namanya ini waste to energy ini kan udah berapa belas tahun enggak beres-beres. Sekarang biarkan aja beauty contest jalan," ucap Luhut.
Luhut meminta agar PT PLN memperhatikan betul pekerjaan yang dimiliki saat ini terlebih dahulu. Ia pun tidak menyarankan PT PLN terlampau banyak menggarap pekerjaan maupun proyek. "Ya lebih menajamkan semua. Jangan semua mau nanti satu pun enggak dapat," ucap Luhut.
"ya lihat prioritasnya dulu," tambah Luhut.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto