tirto.id - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr Ahmad Atang, menilai calon yang maju ke Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) melalui jalur independen bisa berdampak kurang baik dalam kehidupan berdemokrasi. Ahmad Atang pun sepakat jika syarat bagi calon independen lebih diperberat.
"Jalur indenpenden menciptakan polarisasi dan dikotomi yang akan mengaburkan asas demokrasi itu sendiri," ujar Ahmad Atang di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (23/3/2016
"Saya sepakat kalau syarat calon perseorangan diperketat. Ini bukan sebagai upaya memasung hak politik publik, akan tetapi untuk mengembalikan roh politik pada parpol adalah sebuah keharusan," lanjutnya.
Menurut Ahmad Atang, kehadiran partai politik (parpol) dalam setiap ajang pesta demokrasi mutlak diperlukan, dan bukan hal yang mudah bagi suatu parpol untuk bisa turut serta dalam perhelatan tersebut.
"Tidak ada demokrasi tanpa pemilu dan tidak ada pemilu tanpa partai politik. Maka dengan memperketat syarat pada calon perseorangan memberi isyarat kalau jalur independen sama sulitnya dengan jalur partai," tandas Ahmad Atang.
Berkebalikan dengan Ahmad Atang, mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif, justru tidak sepakat jika syarat untuk calon yang akan maju melalui jalur independen diperberat. Tokoh asal Sumatera Barat ini bahkan mengimbau kepada partai-partai politik untuk instrospeksi diri.
“Saya rasa partai politik harus instrospeksi diri sendiri mengapa rakyat suka memilih yang independen, mengapa bukan calon (dari) partai,” sebut Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.