Menuju konten utama

Jakarta Kota Termahal Kelima di Asia Tenggara Versi The Economist

Biaya hidup di Jakarta termasuk yang paling mahal kelima dari kota-kota besar lain di Asia Tenggara.

Jakarta Kota Termahal Kelima di Asia Tenggara Versi The Economist
Siatuasi kota Jakarta, Jumat (22/12/2017). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id -

Menurut riset The Economist Intellegence Unit, Jakarta termasuk kota dengan biaya hidup termahal kelima di antara kota-kota besar di Asia Tenggara.

Jakarta, ditempatkan berada di urutan kelima kota termahal Asia Tenggara di bawah Singapura, Bangkok, Phnom Penh dan Ho Chi Minh City.

Hasil survei lembaga riset yang berada di bawah majalah mingguan The Economist, yang dirilis 15 Maret 2018 itu, bahkan memperlihatkan Jakarta memperbaiki peringkat dari sebelumnya kota termahal ketiga di Asia Tenggara pada 2017.

Riset yang dilakukan dengan membandingkan biaya hidup di tiap-tiap kota lokasi survei dengan biaya hidup New York, Amerika Serikat, pada September 2017. Jakarta berhasil menekan biaya hidup menjadi sekira 66 dari sebelumnya 75 pada 10 tahun yang lalu.

Hal itu membuat Jakarta menjadi satu-satunya di antara lima kota termahal Asia Tenggara yang bisa menekan biaya hidup, sebab Singapura justru naik dari sekira 112 menjadi 116, Bangkok naik (74 ke 79), Phnom Penh (58 ke 68) dan Ho Chin Minh City stabil di angka 68.

Selain Jakarta, Kuala Lumpur juga berhasil menurunkan biaya hidup mereka dari sebelumnya berada di peringkat keempat termahal di Asia Tenggara menjadi ketujuh termahal, di bawah Bandar Seri Begawan.

Secara global, Jakarta menjadi kota termahal ke-90 di dunia tahun 2018 turun dari sebelum peringkat ke-86.

Singapura tetap mempertahankan gelar menjadi kota termahal di dunia versi riset The Economist dengan kisaran biaya hidup di sana 16 persen lebih mahal dibandingkan New York.

Berturut-turut setelah Singapura adalah Paris (112), Zurich (112), Hong Kong (111), Oslo (107), Jenewa (106), Seoul (106), Kopenhagen (105), Tel Aviv (103) dan Sidney (102).

Riset tersebut secara umum membandingkan indikator sejumlah harga kebutuhan sehari-hari berupa sekilo roti, sebotol anggur, satu pak rokok dan seliter bensin.

Baca juga artikel terkait JAKARTA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri