tirto.id - Jadwal MotoGP 2020 yang masih simpang-siur karena pandemi global virus corona COVID-19 membuat direktur olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, meyakini 10 grand prix bisa diputar sekalipun, sudah tergolong ideal. Sementara itu bos KTM, Pit Beirer mengaku siap jika grand prix dipangkas demi penghematan finansial.
Kesuksesan race vitual pertama MotoGP pada Minggu (29/3/2020) lalu tidak bermakna kejuaraan balap motor tersebut siap untuk kembali menggelar grand prix dalam trek asli. Sebaliknya, MotoGP sudah menyusun rencana race virtual kedua pada 12 April mendatang. Justru grand prix yang sebenarnya, masih tanda tanya.
Setelah Grand Prix Qatar pada 8 Maret 2020 resmi dibatalkan, empat grand prix berikutnya sudah resmi ditunda. GP Thailand digeser ke 4 Oktober, GP Austin pada 15 November, dan GP Argentina pada 22 November. GP Jerez juga sudah pasti ditunda, tetapi belum mendapatkan konfirmasi jadwal pengganti.
Rangkaian GP berikutnya cukup potensial ditunda, yaitu GP Le Mans Perancis (17 Mei), GP Mugello Italia (31 Mei), GP Catalunya (7 Juni), GP Sachsenring Jerman (21 Juni), hingga GP Assen Belanda (28 Juni). Berdasarkan data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) John Hopkins University hingga Minggu (29/3), Italia, Spanyol, Jerman, dan Perancis ada dalam 6 negara dengan jumlah kasus positif terbanyak di dunia.
Di Italia terdapat 97.689 kasus positif COVID-19 dengan 10.779 kematian, sedangkan Spanyol 80.110 kasus (6.803 kematian), Jerman 62.435 kasus (541 kematian), dan Perancis 40.723 kasus (2.606 meninggal). Di Belanda, ada 10.930 kasus (771 meninggal).
Terkait hal ini, Paolo Ciabatti dari Ducati mencoba realistis. Baginya, jika pada akhirnya pandemi corona COVID-19 terus merebak, opsi ideal adalah memulai musim 2020 dari Agustus atau pertengahan musim. Setidaknya masih ada GP Finlandia hingga GP Valencia yang secara total adalah 12 grand prix.
"Jika kami bisa memulai musim pada Agustus, kita bisa berkesempatan menggelar lebih dari setengah dari total 20 grand prix yang direncanakan. Jika bisa melakukan hal tersebut, ini adalah pencapaian luar biasa," kata Ciabatti dikutip Speedweek.
Sementara itu, Pit Beirer dari KTM punya pandangan mirip. Menurutnya, pandemi corona bagaimanapun akan berdampak terhadap kemampuan finansial tim-tim yang berlaga di MotoGP. Tidak memaksakan diri menggelar semua grand prix yang ditunda adalah tindakan bijak baginya.
"Penggunaan material jadi porsi besar dalam anggaran grand prix, terutama di kelas MotoGP. Jika saya hanya berkompetisi dalam 10 dari 20 balapan yang semestinya, berarti saya melakukan penghematan besar. Itu sebabnya saya tidak ingin ada dua kali lipat balapan setelah paruh musim," kata Beirer dikutip Speedweek.
Editor: Agung DH