tirto.id - Gereja Katedral di Malang sudah merilis jadwal misa Hari Raya Natal 2023 bagi jemaat. Rangkaian perayaan Natal mulai 24 Desember 2023 malam hingga 25 Desember 2023.
Berdasarkan SKB tiga menteri, perayaan Natal ini masuk dalam libur nasional serta tambahan cuti bersama. Libur nasional ditetapkan pada tanggal 25 Desember dan tanggal 26 Desember ditetapkan sebagai cuti bersama.
Umat Kristen dan Katolik bisa memanfaatkan dua hari libur tersebut untuk beribadah di gereja. Setiap umat di gereja bisa memeriksa jadwal misa Natal di papan pengumuman gereja atau media sosial gereja.
Ibadah Misa Natal 2023 di Katedral Malang
Berikut jadwal misal Natal 2023 di Paroki Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel dikutip dari Instagram @parokijen.
Gereja Katedral Ijen:
- 24 Desember 2023: Malam Natal pukul 18.00 dan 21.00 WIB
- 25 Desember 2023: Hari Raya Natal (pukul 05.30, 7.30), Misa Natal Anak-Anak (pukul 10.00), dan Misa Natal Lansia (16:30, 18:30)
Kapel St. Bonifasius:
- 24 Desember 2023: Malam Natal pukul 18.00
- 30 Desember 2023: Pesta Keluarga Kudus Yesus Maria Yusuf pukul 18.00
Kapel St. Yakobus:
- 24 Desember 2023: Malam Natal pukul 18.00
- 30 Desember 2023: Pesta Keluarga Kudus Yesus Maria Yusuf pukul 18.00
Tema Perayaan Natal 2023
PGI dan KWI merupakan organisasi gereja Katolik dan Protestan di Indonesia. Kedua pihak tersebut mempunyai tugas penting dalam pelaksanaan Natal, yaitu menentukan hari besar perayaannya.
Secara resmi PGI dan KWI merilis ketentuan tentang tema besar Natal tahun 2023 pada 13 November lalu. Tema besar Hari Natal 2023 adalah Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”.
Tema ini dikutip dari Injil Lukas 2:14 yang berbunyi: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Berhubungan dengan itu, tema ini akan digunakan sebagai dasar khotbah Natal di seluruh Indonesia. Secara khusus, berlaku untuk beberapa gereja yang memang berada di bawah organisasi PGI maupun KWI.
Pesan Natal 2023 PGI dan KWI
Tidak hanya tentang tema, pihak PGI dan PWI pun menuliskan pesan Natal bersama PGI dan KWI tahun 2023 melalui situs resminya. Berikut isi pesan Natal bersama 2023:
Saudara-Saudari terkasih. Natal merupakan perayaan sukacita karena Allah berkenan menjumpai seluruh ciptaan-Nya dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Sukacita itu terungkap antara lain dalam nyanyian para malaikat dan bala tentara surga: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lk 2:14).
Warta sukacita tentang kelahiran Yesus di kota Betlehem menggembirakan hati para gembala. "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus Tuhan di kota Daud” (Lk 2:10-11).
Para gembala adalah pribadi-pribadi sederhana yang memiliki harapan besar kepada Sang Mesias sebagai pembawa damai sejahtera. Natal mengajak umat beriman untuk masuk dalam karya penyelamatan Allah dan bertemu dengan Sang Juru Selamat agar mengalami damai sejahtera.
“Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu dipanggil menjadi satu tubuh dan bersyukurlah” (Kol 3:15). Damai sejahtera (shalom) sebagai suasana hidup yang damai, rukun, dan tentram, tidak hanya berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan antarsesama umat manusia dan antara manusia dengan alam semesta.
Saudara-saudari terkasih Kelahiran Yesus yang menjadi wujud karya penebusan Allah telah membawa sukacita bagi umat beriman. Kehadiran-Nya telah membarui hidup dan mendorong kita untuk terus berjalan bersama menegakkan Kerajaan Kasih di tengah berbagai perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, dan golongan. Bersamaan dengan Perayaan Natal ini, kita memasuki masa persiapan Pemilu 2024. Kita sebagai warga bangsa akan memilih para pemimpin dan wakil rakyat.
Perhelatan politik itu disamping membawa kegembiraan juga tidak jarang menyisakan dampak negatif seperti konflik dan perpecahan yang berkepanjangan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu bijaksana dan dewasa dalam menyikapi pilihan politik yang berbeda-beda serta waspada terhadap penyebaran benih-benih kebencian yang dilakukan hanya untuk meraih kemenangan.
Dengan berpegang pada prinsip bahwa Allah harus dimuliakan, maka politik identitas dan politik uang bukan pilihan perjuangan politik umat Kristiani. Kita menolak politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan rakyat dan merendahkan martabat luhur kehidupan. Semangat Natal menggerakan umat Kristiani untuk terlibat secara aktif dalam menata kehidupan berbangsa yang lebih bermartabat demi mewujudkan kesejahteraan bersama.
Oleh karena itu kita mendukung perjuangan politik yang mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Saudara-saudari terkasih Tindakan kita untuk memuliakan Allah dilaksanakan bukan hanya dengan membangun hubungan yang harmonis antarumat manusia tetapi juga perlu upaya-upaya untuk menjaga dan merawat alam semesta.
Damai sejahtera tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk semua ciptaan dan kita dipanggil untuk turut menghadirkan sukacita bagi semua makhluk. Terkait dengan hal itu, Perayaan Natal mestinya mendorong kita untuk semakin peduli, kritis, dan berani menolak berbagai bentuk perusakan lingkungan hidup, seperti pemanfaatan sumber daya alam tanpa ada upaya pemulihan, serta pencemaran air, tanah, dan udara yang sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup semua makhluk.
Tanggung jawab menjaga lingkungan hidup ini merupakan panggilan dan perutusan dari Allah sendiri untuk semua umat beriman (bdk. Kej 2:15). Kesejahteraan bagi semua makhluk hanya akan terwujud bila alam ciptaanNya selalu terpelihara dan terjamin kelestariannya. Oleh karena itu bumi akan turut bersorak sorai memuji Allah: “Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai” (Mz 96:11).
Saudara-saudari terkasih Di era globalisasi ini, kita juga diajak untuk memuliakan Allah dan mewujudkan damai sejahtera melalui media sosial dengan terus menerus menyebarkan nilai-nilai kebaikan, kebenaran, keadilan, setiakawan, dan tenggang rasa. Hal ini menjadi penting karena keharmonisan hidup bersama dapat hancur oleh berita bohong dan ujaran kebencian yang marak di berbagai media sosial. Kita perlu bijak dalam menerima dan menyebarkan berita.
Para gembala pergi dan menemukan kebenaran warta yang diterima dari malaikat ketika menjumpai bayi Yesus di palungan, lalu mewartakannya kepada yang lain. Natal mengingatkan kita bahwa komunikasi dan perjumpaan di zaman digital ini pun perlu dikelola secara baik agar dapat digunakan sebagai sarana untuk mewartakan Kabar Gembira.
Di tengah kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat, ramai, dan sibuk, kita tetap membutuhkan waktu hening untuk berjumpa dengan Allah, sehingga komunikasi dan perjumpaan kita dengan sesama dapat mendatangkan sukacita. Semoga dengan Perayaan Natal kita semua merasakan kasih Allah yang selalu menyertai hidup kita. Allah yang maha kasih itu selalu bersama dengan kita. Imanuel, Allah beserta kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita dalam situasi apapun (bdk. Ibr 13:5).
Oleh karena itu, mari kita terus memuliakan Allah lewat upaya-upaya baik untuk mewujudkan damai sejahtera di tengah kehidupan keluarga, Gereja, masyarakat, dan bangsa. Secara khusus kita berdoa untuk perdamaian di daerah-daerah yang masih terjadi konflik dan kekerasan. Akhirnya, atas nama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) kami mengucapkan selamat Natal Tahun 2023 dan selamat Tahun Baru 2024. Tuhan memberkati.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yantina Debora