tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-13 pada tanggal 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019.
Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kab. Rejang Lebong Provinsi Bengkulu memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kab. Rejang Lebong antara lain: Kawasan Wisata Suban Air Panas Curup.
Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kab. Rejang Lebong umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid BAITUL MAKMUR yang dikategorikan sebagai Masjid Agung. Masjid ini dibangun pada 1990. Sementara untuk daya tampung, Masjid BAITUL MAKMUR bisa diisi 50 - 100 jamaah.
Selain Masjid BAITUL MAKMUR, umat muslim di Kab. Rejang Lebong bisa menjalankan salat tarawaih Masjid Nurul Huda. Masjid Besar. Alamat Masjid Nurul Huda ada di Desa Sumber Bening, Kec.Selupu Rejang, Kab.Rejang Lebong. Masjid ini dibangun pada 1952. Daya tampung, Masjid Nurul Huda bisa diisi 100 - 150 jamaah.
Alamat Masjid Nurul Jihad ada di Kel. Tempelrejo. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kab. Rejang Lebong juga dapat melakukan tarawih di Masjid Nurul Jihad. Masjid Masjid Nurul Jihad termasuk dalam jenis masjid Masjid Besar. Masjid ini dibangun pada 1967. Daya tampung, Masjid Nurul Jihad bisa menampung 100 - 150 jamaah.
Bagi masyarakat Kab. Rejang Lebong yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:
Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-13 adalah aman dari segala keburukan di hari kiamat nanti.
Tausiah Harian
Pada hakikatnya, puasa adalah ibadah tersembunyi yang hanya diketahui oleh orang yang menjalankan dan Allah SWT. Tidak seperti ibadah-ibadah lahir yang lain seperti salat dan haji.
Dalam sebuah hadis memang disebutkan bahwa seseorang bisa mengatakan dirinya sedang berpuasa jika ada orang lain yang mencela dan mengajak bertengkar. Tapi ulama fikih memberi peringatan bahwa yang harus dihindari ketika mengatakan “Saya sedang berpuasa” adalah hal itu disertai rasa riya. Apalagi dalam kondisi yang tidak membutuhkan seseorang untuk memberitahu orang lain bahwa dirinya sedang berpuasa.
Dalam kitab Hasiyyatul Bujairimi alal Khatib, Al-Bujairimi menyatakan puasa memang amalan yang jauh dan terhindar dari perbuatan riya karena puasa bersifat tersembunyi. Tetapi, riya bisa saja terjadi dalam perkataan orang berpuasa yang mengatakan kepada orang lain bahwa dia sedang berpuasa.
Penulis: M. Alvin Nur Choironi
Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/78428/riya-dalam-berpuasa
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH
