tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-22 pada tanggal 22 Ramadan 1440H atau Senin, 27 Mei 2019.
Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kab. Mamasa Provinsi Sulawesi Barat memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kab. Mamasa antara lain: Masjid Raya mambi.
Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kab. Mamasa umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid nurul huda yang dikategorikan sebagai Masjid Besar. Masjid ini dibangun pada 1949. Sementara untuk daya tampung, Masjid nurul huda bisa diisi > 200 jamaah.
Selain Masjid nurul huda, umat muslim di Kab. Mamasa bisa menjalankan salat tarawaih Masjid Nurul Taqwa. Masjid Besar. Alamat Masjid Nurul Taqwa ada di Galung salurindu. Masjid ini dibangun pada 1970. Daya tampung, Masjid Nurul Taqwa bisa diisi 100 - 150 jamaah.
Alamat Masjid Nurul Muttahidah ada di Kelurahan Tabang. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kab. Mamasa juga dapat melakukan tarawih di Masjid Nurul Muttahidah. Masjid Masjid Nurul Muttahidah termasuk dalam jenis masjid Masjid Besar. Masjid ini dibangun pada 1955. Daya tampung, Masjid Nurul Muttahidah bisa menampung 100 - 150 jamaah.
Bagi masyarakat Kab. Mamasa yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:
Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-22 adalah terbebaskan dari duka-cita ketika di hari kiyamat nanti..
Tausiah Harian
Bagaimana status puasa orang yang sedang dalam keadaan junub?
Puasa bagi orang junub tetap sah, tidak batal. Nabi Muhammad pernah mengalami kasus yang sama.
Dalam salah satu hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Ummu Salamah berkata:
“Rasulullah di saat subuh dalam keadaan junub setelah bersetubuh, bukan karena mimpi, beliau tidak membatalkan puasanya dan tidak meng-qadha’nya.”
Menurut keterangan Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki dalam kitab Ibanatul Ahkam, dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang sedang junub boleh menunda mandi besar hingga waktu setelah terbit fajar. Kendati demikian, yang lebih utama adalah menyegerakan mandi sebelum waktu subuh tiba.
“Orang yang berpuasa boleh menunda mandi junub hingga waktu setelah fajar terbit. Tetapi yang lebih utama adalah ia menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum subuh.”
Penulis: A. Muchlishon Rochmat
Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/105999/kata-nabi-muhammad-soal-orang-junub-berpuasa
EMBED_NU
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH