Jadwal Buka Puasa Kab. Garut 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019

tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-13 pada tanggal 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019.

Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kab. Garut Provinsi Jawa Barat memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kab. Garut antara lain: Talaga Bodas, Situ Bagendit, Kampung Sampireun.

Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kab. Garut umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid Agung Garut yang dikategorikan sebagai Masjid Agung. Masjid ini dibangun pada 1902. Sementara untuk daya tampung, Masjid Agung Garut bisa diisi > 200 jamaah.

Selain Masjid Agung Garut, umat muslim di Kab. Garut bisa menjalankan salat tarawaih Masjid Al-Hasanah. Masjid Besar. Alamat Masjid Al-Hasanah ada di Jl. Wirabakti No.60 Cisewu Garut. Masjid ini dibangun pada 1926. Daya tampung, Masjid Al-Hasanah bisa diisi 150 - 200 jamaah.

Alamat Masjid Besar Kaum Samarang ada di Kp. Pasar Kaler Desa Samarang. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kab. Garut juga dapat melakukan tarawih di Masjid Besar Kaum Samarang. Masjid Masjid Besar Kaum Samarang termasuk dalam jenis masjid Masjid Besar. Masjid ini dibangun pada 1910. Daya tampung, Masjid Besar Kaum Samarang bisa menampung 150 - 200 jamaah.

Bagi masyarakat Kab. Garut yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:

Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-13 adalah aman dari segala keburukan di hari kiamat nanti.

Tausiah Harian

Pada hakikatnya, puasa adalah ibadah tersembunyi yang hanya diketahui oleh orang yang menjalankan dan Allah SWT. Tidak seperti ibadah-ibadah lahir yang lain seperti salat dan haji.

Dalam sebuah hadis memang disebutkan bahwa seseorang bisa mengatakan dirinya sedang berpuasa jika ada orang lain yang mencela dan mengajak bertengkar. Tapi ulama fikih memberi peringatan bahwa yang harus dihindari ketika mengatakan “Saya sedang berpuasa” adalah hal itu disertai rasa riya. Apalagi dalam kondisi yang tidak membutuhkan seseorang untuk memberitahu orang lain bahwa dirinya sedang berpuasa.

Dalam kitab Hasiyyatul Bujairimi alal Khatib, Al-Bujairimi menyatakan puasa memang amalan yang jauh dan terhindar dari perbuatan riya karena puasa bersifat tersembunyi. Tetapi, riya bisa saja terjadi dalam perkataan orang berpuasa yang mengatakan kepada orang lain bahwa dia sedang berpuasa.

Penulis: M. Alvin Nur Choironi

Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/78428/riya-dalam-berpuasa