tirto.id - Masjid Istiqlal menjadi tempat konsentrasi massa peserta Doa Bersama Bela Islam III 2 Desember menjelang subuh pada Jumat (2/12/2016).
Dari pantauan Antara di sekitar Masjid Istiqlal sejak Jumat dini hari, ribuan massa sudah mendatangi Istiqlal sejak Kamis malam tadi dan tak pernah berhenti didatangi jemaah hingga jelang subuh.
Massa yang menginap di Istiqlal kebanyakan berasal dari luar kota untuk mengikuti acara Doa Bersama 2 Desember. Nasrullah, salah seorang warga dari Tasik datang ke Istiqlal sejak Kamis malam untuk beristirahat dan menginap.
Intensitas massa yang datang makin penuh terlebih setelah pukul 02.00 WIB di mana massa yang melakukan long march dari Bekasi dan daerah sekitaran Jakarta tiba di Istiqlal.
Hingga pukul 04.00 WIB massa bertambah banyak yang datang dari wilayah sekitaran Jakarta hanya untuk mengikuti salat subuh berjamaah tanpa bermalam.
Masjid Istiqlal disesaki massa yang hendak mengikuti acara doa bersama. Seluruh ruangan di Istiqlal mulai dari area salat, pelataran di lantai satu dan dua, bawah tangga, ruang terbuka di lantai dua, hingga areal dekat tempat wudhu dipenuhi oleh orang-orang untuk beristirahat.
Sementara parkir kendaraan roda empat dan bus-bus memenuhi ruas jalan di sekitar masjid seperti Jalan Kathedral dan Jalan Pos.
Sementara itu, massa yang berkumpul di sejumlah masjid di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, mulai bergerak menuju Monumen Nasional sebagai lokasi utama penyelenggaraan Doa Bersama 2 Desember.
Pantauan Antara, di sekitar Tugu Tani, arus lalu lintas tersendat akibat massa yang memadati jalan raya serta bus yang diparkir di pinggir jalan.
Massa berpakaian putih-putih terus meneriakkan kalimat takbir. Mereka juga membawa spanduk-spanduk yang berisikan kalimat memprotes penistaan agama.
Selain dari Kwitang, massa juga banyak bergerak dari arah Menteng yang memperparah kemacetan lalu lintas. Sebagian besar warga yang menuju Monas berasal dari luar Jakarta.
Kegiatan Doa Bersama 2 Desember dijadwalkan mulai pukul 08.00 WIB di kawasan Monas.
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti