tirto.id - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu saat ini tengah menjadi sorotan publik. Beberapa waktu lalu, ponpes tersebut sempat digeruduk ribuan massa yang berdemo menuntut Al Zaytun ditutup.
Demo tersebut terjadi pada Kamis (15/6/2023) menyusul aduan dari masyarakat soal adanya ajaran sesat, pelecehan santriwati, dan pungutan liar yang terjadi di lingkungan pondok. Peristiwa ini menyita perhatian publik dan sejumlah tokoh di pemerintahan.
Tidak lama setelah aksi demo tersebut, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin berjanji untuk menindak penyimpangan yang dilakukan Ponpes Al Zaytun.
"Saya kira nanti kalau sudah ada pandangan-pandangan dari NU Jabar, dari Persis (Persatuan Islam), kemudian dari MUI, nanti saya minta untuk dikoordinasikan di tingkat Menko Polhukam untuk membahas langkah apa yang harus kami (pemerintah) ambil," katanya seperti yang dikutip dari Antara.
Selain Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD juga angkat bicara terkait adanya dugaan penyimpangan di ponpes tersebut.
Mahfud membenarkan bahwa telah terjadi unsur pidana dugaan penyimpangan ajaran agama terjadi di Ponpes Al Zaytun.
"Dari semua pintu yang masuk laporan, pelanggaran pidananya dugaannya sudah sangat jelas dan unsur-unsurnya sudah diidentifikasi tinggal diklarifikasi nanti di dalam pemanggilan atau pemeriksaan," katanya di Jakarta Pusat pada Minggu (25/6/2023).
Isi Ajaran Ponpes Al Zaytun yang Jadi Kontroversi
Ada beberapa ajaran di Ponpes Al Zaytun yang diduga sesat dan menimbulkan kontroversi. Perlu diketahui bahwa arah dan tujuan pembelajaran di Al Zaytun berkaitan dengan syariat Islam.
Dikutip dari laman resmi Al Zaytun, disebutkan bahwa ponpes ini mengajarkan "pengembangan budaya toleransi dan perdamaian menuju masyarakat sehat, cerdas, dan manusiawi."
Sayangnya, alih-alih menerapkan ajaran Islam sesuai Al-Quran, ponpes ini dinilai mengajarkan ajaran yang menyimpang dari Islam. Akibatnya, banyak masyarakat yang resah dengan keberadaan ponpes ini dan meminta ponpes untuk menghentikan seluruh kegiatannya.
Berikut isi ajaran ponpes Al Zaytun yang dinilai sesat dan kontroversial:
1. Mencampur shaf salat jemaah pria dan wanita
Dikutip dari Antara, Ponpes Al Zaytun diduga mengajarkan santrinya untuk mencampur shaf salat antara jemaah pria dan wanita. Artinya, jemaah pria dan wanita berdiri sejajar di satu shaf yang sama saat salat.
Selain itu, jarak antar shaf salat di ponpes ini jauh dan lebar. Padahal, dalam ajaran Islam mencampur shaf antara pria dan wanita saat salat tidak dibenarkan.
Islam juga mengajarkan bahwa shaf antar jamaah juga sebaiknya tidak berjarak dan saling menempel antar mata kaki.
2. Meragukan kebenaran Al-Quran
Pemilik Al Zaytun, Panji Gumilang pernah mengungkapkan pendapat kontroversial dalam kotbahnya terkait kitab suci umat muslim, Al-Quran. Menurutnya, Al-Quran bukan ucapan Allah SWT, melainkan karangan Nabi Muhammad SAW dari mendapat wahyu.
Ia juga menyebut bahwa penggalan ayat Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 2 yang menyebut "Kitab (Al-Quran) tiada terdapat keraguan di dalamnya sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa," dikatakan sendiri oleh Nabi Muhammad.
3. Dosa santri hilang jika setor uang ke majelis
Ajaran Ponpes Al Zaytun lainnya yang dinilai sesat adalah menghilangkan dosa dengan uang. Para petinggi Al-Zaytun memperbolehkan santrinya melakukan zina dengan syarat membayar uang Rp2 juta kepada majelis untuk menghilangkan dosa.
Ajaran ini tidak dibenarkan dalam Islam yang mana dosa berzina tidak bisa dihilangkan lewat membayar sejumlah uang.
4. Muadzin tidak menghadap ke kiblat saat salat
Beredar video di media sosial yang menunjukkan bahwa muadzin Al Zaytun tidak menghadap kiblat saat mengumandangkan azan dan iqomah. Muadzin di Ponpes Al Zaytun mengumandangkan azan ke arah para santri.
Selain itu, cara muadzin Al Zaytun mengumandangkan azan dengan cara teriak-teriak diselingi dengan gerakan tangan seperti sedang berpidato.
5. Mengubah rukun Islam tentang haji
Kontroversi lainnya terkait ajaral Al Zaytun adalah dugaan mengubah rukun Islam kelima tentang Naik Haji. Masih dikutip dari Antara, Pondok Al Zaytun mengajarkan kepada para santri tidak perlu pergi ke Mekkah untuk naik haji.
Mereka disebut bisa melakukan ibadah haji dengan melakukan tawaf ke sekeliling ponpes seluas 1.200 hektare itu. Ini tidak sesuai dengan syariat Islam yang mengharuskan haji dilakukan dengan mengelilingi Kabah yang menjadi patokan arah salat umat muslim.
6. Mengajarkan lagu dan salam Yahudi
Santri di Ponpes Al Zaytun juga diajarkan untuk menyanyikan lagu dan salam agama Yahudi. Ini terlihat dari sejumlah bukti video yang tersebar di media sosial.
Pada salah satu video yang viral, Panji Gumilang terlihat berdiri di atas podium di sebuah acara dan mengajak jamaah mengucapkan salam agama Yahudi, yaitu Havenu Shalom Aleichem.
Selain itu, dalam video berbeda tampak sejumlah santri yang menyanyikan lagu "Havenu Shalom Aleichem." Lagu tersebut merupakan lagu religi umat Yahudi.
Editor: Yantina Debora