Menuju konten utama

Irama Pesisir Hadirkan Lorjhu', The Panturas, dan Iga Massardi

Lorjhu', The Panturas, Iga Massardi, dan Putra Sriwijaya berkolaborasi dengan tema "Irama Pesisir" di program Collabonation X Volume 3.

Irama Pesisir Hadirkan Lorjhu', The Panturas, dan Iga Massardi
Lorjhu. FOTO/Collabnation.

tirto.id - Lorjhu', The Panturas, Iga Massardi, dan Putra Sriwijaya berkolaborasi dengan tema "Irama Pesisir" di program Collabonation X Volume 3. Collabonation X adalah medium kolaborasi yang menyatukan para musisi dengan

berbagai disiplin lintas seni. Para musisi bereksperimen dan menghasilkan karya dengan format berbeda

sehingga memberikan pengalaman baru bagi kolaborator dan audiens.

Setiap volume Collabonation X membawa ciri khas yang berbeda, dan itu pun terlihat di Collabonation

X Vol. 3 ini yang menghadirkan kolaborasi antara grup musik folk rock asal Madura Lorjhu’ dengan The

Panturas yang memiliki karakter musik rock selancar kontemporer. Peleburan kedua band ini dalam

pertunjukan “Irama Pesisir” diinisiasi oleh Iga Massardi, vokalis, gitaris, dan penulis lagu di Barasuara.

Dalam “Irama Pesisir”, audiens dapat melihat dan menikmati para kolaborator membawakan empat

lagu – yaitu “Can Macanan” dan “Abhantal Ombak” milik Lorjhu’, serta “Tipu Daya” dan “Tafsir Mistik”

karya The Panturas – dengan berlatarkan pesisir pantai Anyer dan ditambah sentuhan Saronen, alat

musik tradisional asal Madura yang dibawakan oleh Putra Sriwijaya.

"Sejak awal kami ingin ada elemen alam dalam kolaborasi kali ini. Pengennya sih waktu itu di pesisir Pantura. Tapi kemudian pindah ke Anyer, karena secara lokasi lebih masuk akal," ujar Iga.

Setelah lokasi dan tema ketemu, Iga lantas mencari dua band yang lekat dengan pesisir. Iga langsung kepikiran The Panturas, sebagai band yang dikenal memainkan surf rock. Lantas Iga menambahkan satu lagi, Lorjhu'.

"Akhirnya kami coba mengawinkan dua band rock yang punya sensibilitas pesisir. Terus kami mikir, apa lagi ya? Kami pikir waktu itu seru juga kalau kami masukin unsur tradisional dari Madura. Ada tarian, ada instrumen ada can macanan. Jadi kami gak hanya mendengar musik, tapi juga lintas kesenian," tambah Iga.

Menurut Iga, The Panturas dan Lorjhu' adalah dua entitas yang serupa tapi tak sama. Kolaborasi mereka adalah kulminasi dua titik yang sekilas berseberangan namun nyatanya bergaris lurus secara musikal. Memadupadankan dua aliran musik yang sangat berbeda tentunya merupakan sebuah proses kolaborasi yang unik. Karya yang dihasilkan dari kombinasi musik tradisional Madura dan musik folk rock serta surf rock dengan ciri khasnya masing-masing pasti memberikan kejutan baru bagi penikmat musik lintas generasi.

"Harapannya Collabonation X Vol. 3 ini bisa membawa audiens ke level baru dalam menikmati karya

yang eksperimental dan eksploratif ini," ujar Iga.

Badrus Zeman, pendiri sekaligus gitaris dan vokalis Lorjhu' mengatakan bahwa dia sangat terinspirasi dan banga akan semangat teman-teman musisi yang telah terlebih dahulu berkolaborasi dalam volume Collabonation X sebelumnya.

"Semangat kolaborasi untuk eksplorasi berkarya itu menular sehingga kami menghasilkan karya yang berbeda kali ini, tentunya dengan menyuguhkan kolaborasi musik rasa Madura dengan genre surf rock bersama

The Panturas," ujar Badrus.

Sedangkan Bagus Patria Adiputro alias Gogon The Panturas, mengungkap benang merah musikal antara The Panturas dan Lorjhu'. Menurutnya dua band ini sama-sama memasukkan unsur musik tradisional di lagu-lagunya.

"Jadi gitarnya twanky. Terus Lorjhu' punya lick-lick Madura, dan kami juga punya lick-lick musik Sunda. Jadi benang merahnya di sana," ujar Gogon.

Collabonation X Vol 3 ditayangkan perdana secara online di YouTube IM3 tanggal 15 Desember 2023 jam 20.00 WIB. []

Baca juga artikel terkait LORJHU atau tulisan lainnya dari Siaran Pers

tirto.id - Musik
Penulis: Siaran Pers
Editor: Nuran Wibisono