Menuju konten utama

Iqbaal Ramadhan Akan Perankan Tokoh Minke di Film Bumi Manusia

“Ini tanggung jawab yang besar, memainkan karakter yang kuat dan menantang. Semoga bisa se-epic bukunya.”

Iqbaal Ramadhan Akan Perankan Tokoh Minke di Film Bumi Manusia
Sutradara, penulis naskah, para pemain "Bumi Manusia" serta putri dan cucu sastrawan Pramoedya Ananta Toer di konferensi pers "Bumi Manusia", Studio Alam Gamplong, Sleman, Yogyakarta, Kamis (24/5/2018). ANTARA News/ Nanien Yuniar

tirto.id - Iqbaal Ramadhan, aktor muda yang dikenal melalui perannya di film Dilan 1990 dipercaya untuk menghidupkan karakter Minke dalam adaptasi layar lebar Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

Versi layar lebarnya diproduksi oleh Falcon Pictures, dengan Hanung Pramantyo duduk di bangku sutradara dan Salman Aristo sebagai penulis naskah.

“Ini tanggung jawab yang besar, memainkan karakter yang kuat dan menantang. Semoga bisa se-epic bukunya,” ujar Iqbaal di Studio Alam Gamplong, Sleman, Yogyakarta, Kamis (24/5/2018) malam dilansir Antara.

Bumi Manusia adalah buku pertama dari Tetralogi Buru yang ditulis ketika Pram mendekam di pulau Buru. Pram menulis kisah ini di bekas kertas bungkusan semen sebelum akhirnya ditulis pada 1975.

Novel yang kisahnya berlatar belakang kebangkitan nasional antara 1890 - 1918 ini sempat dilarang beredar pada masa Orde Baru. Kini buku tersebut sudah dicetak dalam 43 bahasa di seluruh dunia.

Buku ini berkisah tentang kisah Minke, pribumi revolusioner di zaman kolonial Belanda, dengan Annelies, gadis blasteran Belanda - Jawa.

Minke adalah sosok pribumi cerdas yang bisa belajar di HBS yang biasanya hanya berisi murid keturunan Eropa. Dalam cerita yang berlatar belakang era pemerintahan Hindia Belanda, Minke digambarkan sebagai seorang revolusioner yang berani melawan untuk mendapatkan haknya.

Dalam kesempatan itu, Iqbaal juga bercerita perihal satu kebetulan yang ia sebut sebagai pertanda terkait Bumi Manusia. Ketika bersekolah di Amerika Serikat, Iqbaal yang mengambil pelajaran bahasa Indonesia diharuskan membaca dua buku sastra Indonesia untuk ujian akhir. Tak mengejutkan, Pramoedya Ananta Toer jadi salah satu dari 15 penulis yang masuk dalam daftar pilihan ujian di sekolahnya.

Nama besar Pramoedya Ananta Toer juga terdengar hingga ke Eropa. Novel Bumi Manusia juga pernah dijadikan materi kuliah sastra di Universitas Queen Mary London.

“Saat itu saya memilih Bumi Manusia sebagai salah satu buku untuk ujian, waktu itu saya tidak tahu Pram dan Bumi Manusia,” ujar Iqbaal

Sampai kemudian, Hanung Bramantyo menawarkan peran Minke pada Iqbaal yang ketika itu sedang terlibat dalam produksi film Dilan 1990. Kesempatan emas itu tidak disia-siakan oleh Iqbaal.

Sebagai Minke, Iqbaal dituntut untuk menambah bobot tubuh, menumbuhkan kumis serta fasih berbicara dalam bahasa Belanda yang kala itu lazim dipakai dalam keseharian.

“Banyak PR yang harus gue kerjakan, di Bumi Manusia harus bisa bahasa Belanda dan bahasa Jawa. Gue kan Sunda, jadi mungkin itu akan jadi sedikit tantangan,” ujar Iqbaal.

Minke adalah sosok revolusioner yang pola pikirnya kebarat-baratan, juga berani memberontak tradisi Jawa yang dianggap tak berpihak.

Pengambilan gambar untuk film yang diadaptasi dari Bumi Manusia karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer dimulai pada Juli 2018. Lokasi syutingnya berada di studio alam Gamplong di Yogyakarta, Semarang dan Belanda.

Sejak beberapa tahun lalu, sudah terdengar selentingan beberapa nama sutradara yang berminat mewujudkan karya Pram ke layar lebar.

Astuti Ananta Toer, putri ketiga Pram, membenarkan ada berbagai pihak yang ingin membeli hak untuk mewujudkan novel tersebut ke dalam bentuk film, termasuk orang dari luar Indonesia.

“Pertama pihak asing yang mau beli dengan nilai yang bagus, tapi kemudian Pram berpikir kenapa orang Indonesia tidak mau bikin film (dari novel) saya?” tutur Astuti yang juga hadir di Studio Alam Gamplong malam itu.

Astuti menambahkan ayahnya lebih membuka kesempatan untuk produser dari Tanah Air. Ketika ada beberapa produser Indonesia menyatakan keinginannya mengadaptasi Bumi Manusia, Pram menutup pintu kesepakatan dengan pihak dari luar Indonesia.

Sayangnya, kelanjutan proyek adaptasi Bumi Manusia di tangan produser Indonesia juga tak kunjung terwujud. Ini terjadi berkali-kali, kata Astuti.

Dia menyambut baik adaptasi Bumi Manusia yang bisa dianggap sebagai pengakuan untuk apa yang telah dilakukan Pram selama ini, serta berharap filmnya akan memuaskan.

Bagi Hanung, kesempatan menyutradarai film yang diadaptasi dari novel favoritnya itu terasa seperti impian jadi kenyataan.

"Saya pertama baca Bumi Manusia dari SMA, lalu baca saat kuliah," ujar Hanung.

Sastrawan itu menjelaskan pada Hanung bahwa novel tersebut juga menarik minat sutradara Oliver Stone, tapi masih dipertimbangkan oleh Pram.

Menurut Hanung, kala itu Pram mengatakan, “Jadi mohon maaf kalau saya terkesan tidak mendukung seorang mahasiswa seperti bung karena saya adalah orang yang hidup dari menulis, jadi mohon bung bisa mengerti saya.”

Mimpinya kandas, tapi hanya sementara. Kemudian datang tawaran membuat film Bumi Manusia, di mana ia mengajak penulis naskah Salman Aristo untuk bergabung namun ditolak karena ia merasa belum siap. Proyek itu tidak berlanjut.

Sejak itu, Hanung terus menelurkan karya, termasuk film-film biopik tentang Ahmad Dahlan dalam Sang Pencerah, Soekarno, sampai Kartini. Pada akhirnya, tawaran menghidupkan kisah Pram ke layar lebar kembali datang. Lagi-lagi Hanung meminta Salman Aristo untuk menulis naskah, kali ini permintaannya diterima.

“Barangkali dari perjalanan seperti itu saya dipertemukan kembali dengan Bumi Manusia,” ujar dia. “Mungkin kalau saat itu saya filmkan, Bumi Manusia akan jadi film period pertama yang saya bikin dan enggak akan maksimal karena saya masih belajar.”

Menurut Hanung Bramantyo, Minke yang digambarkan Pram sama seperti fenomena generasi milenial masa kini yang sedang mengalami “gegar kebudayaan”.

Gejolak anak muda yang digambarkan dalam buku, yang juga dialami oleh anak muda masa kini, membuatnya memilih Iqbaal sebagai Minke dan Mawar Eva De Jongh sebagai Annelies. Dari sisi usia, dua aktor muda ini juga cocok dengan karakter Minke dan Annelies yang masing-masing berusia 20 dan 17 tahun. Iqbaal kini berusia 18 tahun dan Mawar sudah menginjak 16 tahun.

Bumi Manusia juga sudah diadaptasi ke dalam bentuk pementasan teater berjudul “Bunga Penutup Abad” pada 2016 yang dimainkan oleh Reza Rahadian, Happy Salma dan Chelsea Islan.

Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA

tirto.id - Film
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani