Menuju konten utama

IPI Nilai Jusuf Kalla Tak Sepenuh Hati Dukung Jokowi

IPI menilai JK bermain dua kaki di Pilpres 2019. Padahal ia kini masih berstatus Wapres dan Dewan Pembina TKN Jokowi-Ma'ruf.

IPI Nilai Jusuf Kalla Tak Sepenuh Hati Dukung Jokowi
Siluet Wakil Presiden Jusuf Kalla menyaksikan siaran langsung Debat Kedua Pilpres 2019 di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, Minggu (17/2/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.

tirto.id -

Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie menyoroti pernyataan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) yang menyatakan dukungannya tehadap ratusan ribu hektar tanah milik capres nomor urut 02, Prabowo Subianto sesuai dengan Undang-undang (UU).

Ia menilai, JK tak sepenuh hati mendukung rekan kerjanya di kursi Presiden, Joko Widodo (Jokowi).

"Saya lihat JK tak sepenuh hati duking Jokowi. Harusnya sebagai mitra di pemerintahan, [JK] membela, ataupun JK tak membela Prabowo," ujarnya kepada reporter Tirto, Kamis (21/2/2019).

Polemik soal tanah Prabowo mencuat saat Debat Capres 2019, Minggu malam kemarin. Jokowi menyatakan bahwa Prabowo punya ratusan hektar tanah di Kalimantan dan Aceh.

Di luar arena debat, JK mengomentari masalah itu dengan menyatakan, lahan industri seluas 220.000 hektar yang dibeli Prabowo di Kalimantan Timur (Kaltim) atas seizinnya. Prabowo membeli lahan tersebut senilai 150 juta dolar AS secara tunai.

Menurut Jerry, pernyataan JK itu dapat berdampak pada elektoral Jokowi. Jerry melihat, saat ini berita yang kecil saja kerap dibesar-besarkan, apalagi pernyataan JK itu, dapat berpengaruh pada kredibilitas Jokowi.

"Kan beliau pasti paham apalagi seorang negarawan," kata Jerry.

Bahkan ia menduga, JK pada pilpres tahun ini, bermain dua kaki dengan mendukung partnernya, Jokowi dan juga lawan paslon nomor urut 01, Prabowo.

"Memang tak etis JK mendukung Prabowo, apapun itu, pasalnya dia tandemnya Jokowi," tuturnya.

Melihat JK yang mendukung Prabowo, menurutnya hal tersebut dapat menjadi senjata pamungkas Badan Pemenangan Nasional (BPN) dalam menyerang Jokowi. Lantaran JK merupakan Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.

"Setidaknya JK harus terbuka, apa alasanya dia membela Prabowo. Ini saya nilai ini barangkali salah satu pemicu yang membuat Jokowi geram," ucapnya.

Meskipun ia menilai maksud yang disampaikan JK merupakan hal baik, namun dikhawatirkan dapat disalah artikan. Apalagi mengingat saat ini merupakan tahun politik.

"Seorang pemimpin perlu berhati-hati dalam menyampaikan message atau pesan," terangnya.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Agung DH