tirto.id - Direktur Utama PT Industri Kereta Api (INKA), Agus Purnomo optimistis BUMN ini mampu menaikkan penjualannya hampir dua kali lipat pada 2017.
Pada 2016, PT INKA membukukan penjualan Rp1,8 triliun, lebih tinggi dari target Rp1,6 triliun. Sementara pada tahun ini perusahaan plat merah tersebut menargetkan meraup hasil penjualan Rp2,6 triliun.
Agus mengatakan bila perusahaannya berhasil menggarap pasar Afrika dan Asia, nilai penjualan bisa terkerek hingga Rp5 triliun pada 2019.
"Pasar Asia Selatan dan Afrika masih menjadi peluang besar. Belum lagi, jika kami mampu merebut pasar Cina," ujar Agus di Madiun, Kamis (23/3/2017) seperti dikutip Antara.
Agus mencontohkan INKA kini menggarap kereta pesanan Banglades dan Srilanka dengan total nilai kontrak triliunan rupiah.
Untuk mencapai target tersebut, baik pada tahun ini maupun tahun-tahun mendatang, INKA akan terus meluncurkan berbagai produk baru, seperti kereta bandara dan light rail transit (LRT).
INKA juga mulai merambah pembuatan alat trasportasi di luar kereta api, seperti bus gandeng dan komponen kecil kereta.
Agus mengimbuhkan perusahaannya semakin memantapkan produksi di dalam negeri. Saat ini, INKA menggarap proyek kereta Bandara Soekarno-Hatta.
BUMN ini juga sudah meneken kontrak dengan PT KAI untuk peremajaan ratusan rangkaian gerbong kereta untuk menunjang angkutan Lebaran.
Direktur Keuangan dan SDM PT INKA, Mohamad Nur Sodiq menambahkan pemenuhan target penjualan tersebut didukung optimalisasi anak perusahaan.
"Dari jumlah target yang ditentukan tersebut, diharapkan minimal yang 20 persennya disumbang dari INKA Group, dalam artian anak perusahaan dan cucu perusahaannya," kata dia.
Anak perusahaan itu ialah, PT Inka Multi Solusi (IMS) yang memiliki tiga perusahaan, yakni PT Inka Multi Solusi Service (IMSS), PT Inka Multi Solusi Trading(IMST), dan PT Inka Multi Solusi Consulting (IMSC) yang baru berdiri.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom