tirto.id - Situasi Gunung Merapi hari ini, Senin, 14 Februari 2022 berdasarkan periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB mengalami 40 kali gempa guguran dan 1 kali gempa hembusan.
Sampai saat ini, menurut laporan laman resmi magma.esdm.go.id, status gunung api yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta masih dinyatakan Siaga Level III.
Apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Aktivitas Gunung Merapi
Gunung Api Merapi terletak di Kab/Kota Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan posisi geografis di Latitude -7.542°LU, Longitude 110.442°BT dan memiliki ketinggian 2968 mdpl.
Pengamatan Visual
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 75-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah barat.
Klimatologi
Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara sekitar 19-25°C. Kelembaban 69-97%. Tekanan udara 566-718 mmHg.
Pengamatan Kegempaan
- 40 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-20 mm dan lama gempa 23-145 detik.
- 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 5 mm, dan lama gempa 57 detik.
Rekomendasi
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
4. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Editor: Iswara N Raditya