tirto.id - Status Gunung Anak Krakatau telah resmi dinaikkan dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga), pada Minggu malam, 24 April 2022, pukul 18.00 WIB. Keputusan itu didasari hasil pantauan visual dan instrumental yang menunjukkan kenaikan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang signifikan.
Tidak lama setelah keputusan itu keluar, erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi pada pukul 20.20 WIB, Minggu malam. Erupsi ini memicu kolom abu teramati setinggi 3000 meter di atas puncak. Letusan itu merupakan yang ke-40 selama tahun 2022.
Merespons peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Geologi mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi tsunami di sekitar perairan Selat Sunda.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan kewaspadaan itu wajar dimunculkan karena secara historis, aktivitas Gunung Anak Krakatau pernah memicu tsunami. Contoh kasus terbaru ialah yang terjadi pada 2018 lalu.
"Perlu dipahami, waspada itu bukan evakuasi. Waspada artinya berhati-hati dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan memperhatikan informasi dari BMKG dan PVMBG Badan Geologi," kata dia saat konferensi pers hari ini, Senin malam (25/4/2022).
Dalam konferensi pers yang disiarkan langsung oleh kanal Youtube Info BMKG itu, Dwikorita juga mengingatkan bahwa kewaspadaan terhadap potensi tsunami perlu ditingkatkan di malam hari.
"Karena di malam hari, sulit bisa melihat visual adanya gelombang tinggi di dekat pantai. Beda dari siang hari," terang dia.
Meskipun demikian, Dwikorita menyatakan masyarakat di sekitar perairan selat Sunda tetap dapat beraktivitas seperti biasa, dan tidak perlu terpancing oleh isu dari pihak tidak bertanggung jawab. Dia meminta agar masyarakat lebih mengandalkan info resmi dari BMKG, PVMBG, Badan Geologi, BNPB, dan BPBD setempat.
Kata Dwikorita, para petugas BMKG dan PVMBG saat ini terus memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau dan ketinggian muka air di Selat Sunda. Dia pun menyarankan agar BPBD-BPBD daerah sekitar Selat Sunda untuk memastikan kesiapan fasilitas jalur evakuasi hingga shelter. Langkah itu, menurut dia, perlu menjadi bagian dari rutinitas aktivitas kesiapsiagaan.
Di forum yang sama, Ketua Ikatan Ahli Tsunami Indonesia, Gegar Prasetya mengingatkan kawasan yang di 2018 terdampak tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau berpotensi terimbas lagi, jika kasus serupa terjadi kembali.
Data Erupsi Gunung Anak Krakatau pada 2022
Sepanjang tahun 2022 (Januari-April), Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami erupsi sebanyak 40 kali. Data tersebut berdasarkan laporan petugas PVMBG yang dimuat laman Magma Indonesia hingga Senin malam, 25 April 2022.
Jumlah erupsi tersebut menjadi yang terbanyak di antara sejumlah gunung api aktif di Indonesia. Sebagai perbandingan, Gunung Semeru tercatat meletus 19 kali pada kurun Januari-April 2022. Angka erupsi yang sama juga terpantau di Gunung Ibu, Maluku Utara.
Merujuk pada laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau yang masih dalam periode erupsi menerus, menunjukkan perubahan pada 17 April 2022 lalu.
Erupsi yang semula dominan abu berubah jadi tipe strombolian, ditandai dengan adanya lontaran lava pijar. Kemudian, pada 23 April, lava Gunung Anak Krakatau terpantau sudah mengalir ke laut.
Rangkaian erupsi Gunung Anak Krakatau pada tahun ini dimulai dari awal bulan Februari 2022 lalu. Episode erupsi itu kemudian berlanjut pada Maret hingga April 2022.
Letusan terbaru Gunung Anak Krakatau terjadi pada Minggu malam, 24 April 2022 kemarin. Erupsi pada pukul 20.20 WIB itu memicu kolom abu setinggi lebih kurang 3000 meter di atas puncak (± 3157 mdpl).
Kolom abu yang muncul saat erupsi pada Minggu malam teramati berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas tebal ke arah tenggara dan selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi 0 detik.
Berikut data erupsi Gunung Anak Krakatau selama 2022 (hingga bulan April):
-Kamis, 24 April 2022
20.20 WIB: kolom abu ± 3000 m di atas puncak (± 3157 mdpl).
-Jumat, 22 April 2022
00.49 WIB: kolom abu ± 500 m di atas puncak (± 657 mdpl).
01.45 WIB: kolom abu ± 600 m di atas puncak (± 757 mdpl).
02.37 WIB: kolom abu ± 1500 m di atas puncak (± 1657 mdpl).
17.48 WIB: kolom abu ± 800 m di atas puncak (± 957 mdpl).
-Kamis, 21 April 2022
06.23 WIB: kolom abu ± 800 m di atas puncak (± 957 mdpl).
-Senin, 18 April 2022
15.58 WIB: kolom abu ± 1000 m di atas puncak (± 1157 mdpl).
13.30 WIB: kolom abu ± 2000 m di atas puncak (± 2157 mdpl).
12.46 WIB: kolom abu ± 700 m di atas puncak (± 857 mdpl).
11.04 WIB: kolom abu ± 700 m di atas puncak (± 857 mdpl).
07.14 WIB: kolom abu ± 700 m di atas puncak (± 857 mdpl).
-Minggu, 17 April 2022
21.15 WIB: kolom abu ± 800 m di atas puncak (± 957 mdpl).
-Jumat, 15 April 2022
18.37 WIB: kolom abu ± 800 m di atas puncak (± 957 mdpl).
10.34 WIB: kolom abu ± 700 m di atas puncak (± 857 mdpl).
03.27 WIB: kolom abu ± 1000 m di atas puncak (± 1157 mdpl).
-Rabu, 30 Maret 2022
13.26 WIB: kolom abu ± 700 m di atas puncak (± 857 mdpl).
-Selasa, 29 Maret 2022
20.19 WIB: kolom abu ± 500 m di atas puncak (± 657 mdpl).
12.40 WIB: kolom abu ± 500 m di atas puncak (± 657 mdpl).
-Senin, 28 Maret 2022
17.15 WIB: kolom abu ± 1000 m di atas puncak (± 1157 mdpl).
-Minggu, 27 Maret 2022
20.13 WIB: kolom abu ± 600 m di atas puncak (± 757 mdpl).
18.21 WIB: kolom abu ± 400 m di atas puncak (± 557 mdpl).
-Sabtu, 26 Maret 2022
17.43 WIB: kolom abu ± 500 m di atas puncak (± 657 mdpl).
-Jumat, 25 Maret 2022
14.37 WIB: kolom abu ± 2000 m di atas puncak (± 2157 mdpl).
09.55 WIB: kolom abu ± 1500 m di atas puncak (± 1657 mdpl).
08.09 WIB: kolom abu ± 1500 m di atas puncak (± 1657 mdpl).
07.47 WIB: kolom abu ± 1000 m di atas puncak (± 1157 mdpl).
05.26 WIB: kolom abu ± 2000 m di atas puncak (± 2157 mdpl).
-Kamis, 24 Maret 2022
11.10 WIB: kolom abu ± 1000 m di atas puncak (± 1157 mdpl).
09.12 WIB: kolom abu ± 500 m di atas puncak (± 657 mdpl).
-Minggu, 6 Februari 2022
10.05 WIB: kolom abu ± 1500 m di atas puncak (± 1657 mdpl).
07.03 WIB: kolom abu ± 600 m di atas puncak (± 757 mdpl).
-Sabtu, 5 Februari 2022
13.03 WIB: kolom abu ± 2000 m di atas puncak (± 2157 mdpl).
10.41 WIB: kolom abu ± 1000 m di atas puncak (± 1157 mdpl).
05.32 WIB: kolom abu ± 1500 m di atas puncak (± 1657 mdpl).
03.54 WIB: Visual letusan tidak teramati.
-Jumat, 4 Februari 2022
17.07 WIB: kolom abu ± 1000 m di atas puncak (± 1157 mdpl).
12.46 WIB: kolom abu ± 1000 m di atas puncak (± 1157 mdpl).
10.25 WIB: kolom abu ± 800 m di atas puncak (± 957 mdpl).
09.43 WIB: kolom abu ± 600 m di atas puncak (± 757 mdpl).
-Kamis, 3 Februari 2022
16.15 WIB: kolom abu ± 200 m di atas puncak (± 357 mdpl).
Data selengkapnya mengenai aktivitas terkini Gunung Anak Krakatau bisa dicek melalui tautan ini.
Editor: Iswara N Raditya