tirto.id - Tanah longsor bercampur bebatuan menutupi jalan poros Majene-Mamuju, trans Sulawesi di Dusun Belalang, Desa Onang Utara, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021).
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 05.22 WITA. Diduga tanah yang labil akibat di guyur hujan deras selama beberapa hari belakangan mengakibatkan tanah di atas tebing jatuh hingga menjadi longsor menutupi bahu jalan.
Longsoran material juga membawa batu besar menutup seluruh badan jalan raya Poros Kabupaten Majene menghubungkan ke Kabupaten Mamuju.
Dampaknya, arus lalulintas jalan yang dilalui kendaraan terputus, bahkan kemacetan panjang tidak terhindarkan. Pengiriman distribusi logistik bantuan korban bencana gempa di Kota Mamuju pun ikut terhambat.
Komandan Kodim 1401/Majene, Letkol Infantri Yudi Rombe saat dikonfirmasi perihal kejadian tersebut mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Majene, dan Dinas Prasarana Umum setempat.
Dandim meminta agar segera menurunkan tim serta alat berat eskavator untuk membersihkan material tanah longsor karena menghambat akses jalan.
"Sudah saya hubungi tadi Pak Bupati Majene dan Dinas PU untuk segera menurunkan alat berat. Sekarang sudah mulai dibersihkan. Dipakai sistem buka tutup sementara agar arus kendaraan bisa jalan," ujar Yudi Rombe melansir laman Antara.
Tidak hanya itu, Dandim 1401 Majene juga menugaskan Danramil menurunkan Babinsa Koramil Sendana segera ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk membantu proses pemindahan longsoran serta mengatur arus lalulintas bisa bergerak termasuk distribusi bantuan gempa segera tiba di Mamuju.
Sebelumnya, akses jalan yang menghubungkan poros Majene - Mamuju dalam kondisi macet total. Puluhan kendaraan tidak bisa melewati jalan itu, karena tertimbun longsoran tanah. Kejadian longsor diperkirakan subuh tadi pukul 05.22 WITA. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Update jumlah korban gempa Mamuju, Majene
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, berdasarkan data per 18 Januari 2021 pukul 08.00 WIB, sebanyak 19.435 orang mengungsi pasca gempa M6,2 di Majene yang terasa hingga mamuju pada Jumat (15/1/2021), pukul 01.28 WIB atau 02.28 WITA.
Menurut Raditya melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto, berdasarkan data Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 15.014 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 4.421 orang mengungsi di Kabupaten Majane.
Hingga saat ini tercatat 25 titik pengungsian di Kabupaten Majene tersebar di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang serta Desa Limbua yang masih dalam proses pendataan.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro yang masih dalam proses pendataan.
Sedangkan korban meninggal akibat gempa tersebut sebanyak 81 orang, yaitu 11 orang meninggal di Kabupaten Majene dan 70 orang di Kabupaten Mamuju.
Pusdalops BNPB juga melaporkan sebanyak 64 orang mengalami luka berat di Kabupaten Majene dan 189 orang di Kabupaten Mamuju, sehinggal total korban dengan luka berat mencapai 253 orang. Sedangkan korban dengan luka ringan tercatat sebanyak 679 orang.
Sementara itu, guna mencegah potensi penularan COVID-19, Kepala BNPB Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 juga memberikan dukungan berupa alat test cepat antigen untuk memeriksa dan menelusuri adanya penularan COVID-19 di lingkungan pengungsian.
Apabila terdapat warga pengungsi yang reaktif swab antigen, maka akan segera mendapatkan tindak lanjut dari Dinas Kesehatan setempat.
Selain itu, Doni juga meminta penangananan pengungsian warga yang terdampak Gempabumi Sulawesi Barat (Sulbar) agar memisahkan antara kelompok rentan dengan usia muda guna mencegah penularan dan mengantisipasi adanya potensi risiko penyebaran COVID-19 di tempat pengungsian.
BNPB Gunakan Helikopter untuk Distribusi Bantuan Logistik Pascagempa M6,2 Sulbar
Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan pendistribusian bantuan logistik berupa 270 dus mie instan, 15 dus air mineral dan 5 bal selimut melalui perjalanan udara menggunakan helikopter ke Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene pada Minggu (17/1/2021).
Bantuan logistik untuk penanganan pasca gempa M6,2 di Provinsi Sulawesi Barat ini telah didistribusikan dari Posko Bandara Tampa Padang Mamuju ke Kantor Camat Malunda, Kantor Camat Ulumanda dan Tubosendang, Kabupaten Majene serta Kecamatan Takandeang, Kabupaten Mamuju.
Bantuan logistik yang dibagikan pada empat kecamatan tersebut antara lain:
- Kecamatan Malunda, 70 dus mie instan dan 5 dus air mineral
- Kecamatan Ulumanda, 70 dus mie instan dan 5 dus air mineral
- Kecamatan Tubosendang, 70 dus mie instan dan 5 dus air mineral
- Kecamatan Takandeang, 60 dus mie instan dan 5 bal selimut
Selanjutnya pendistribusian bantuan logistik via udara akan dilakukan ke beberapa desa di Kabupaten Majene, yaitu Desa Onang Selatan, Desa Kabiran, Desa Tandeallo dan Desa Sukamuyu pada Senin (18/1/2021).
Selain itu, BNPB telah menyerahkan bantuan awal untuk operasional kebutuhan pokok penanganan gempa di Sulawesi Barat sebesar 4 miliar pada Sabtu (16/1/2021). Bantuan tersebut diserahkan sebesar 2 miliar untuk Provinsi Sulbar dan masing-masing 1 miliar rupiah untuk Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.
Editor: Agung DH