Menuju konten utama

Inflasi September 1,17 Persen, Ekonom: Bukan Skenario Terburuk

Ekonom menilai inflasi September masih tergolong ke dalam skenario terbaik, karena lonjakan inflasi pasca kenaikan harga BBM subsidi masih cukup terkendali.

Inflasi September 1,17 Persen, Ekonom: Bukan Skenario Terburuk
Pedagang melayani pembeli sayuran-sayuran di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/8/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sebesar 1,17 persen pada September 2022. Inflasi ini merupakan tertinggi sejak Desember 2014 lalu.

Direktur Eksekutif Segara Institut, Piter Abdullah menilai, inflasi September masih tergolong ke dalam skenario terbaik meski tertinggi sejak 2014. Hal itu karena lonjakan inflasi pasca kenaikan harga BBM subsidi masih cukup terkendali.

"Memang ada kenaikan tetapi bukan skenario terburuk," kata Piter kepada wartawan, Selasa (4/10/2022).

Piter mengatakan dengan inflasi secara year to date masih di 4,84 persen, maka inflasi 2022 diperkirakan tidak akan mencapai 8 persen sebagaimana dikhawatirkannya. Dia memperkirakan inflasi 2022 masih mungkin dijaga di kisaran 5.75 - 6.25 persen.

"Kalaupun melonjak lebih tinggi masih di kisaran 6.5 persen," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala BPS, Margo Yuwono mengungkapkan, salah salah satu penyebab inflasi pada September ini akibat adanya penyesuaian harga BBM subsidi. Diikuti dengan kenaikan tarif angkutan dalam kota, transportasi online dan juga bahan baku rumah tangga.

"Jadi saya ulangi inflasi yang terjadi di September sebesar 1,17 persen ini merupakan inflasi tertinggi sejak Desember tahun 2014, di mana saat itu terjadi inflasi sebesar 2,46 persen sebagai akibat kenaikan harga BBM pada 2014," kata dia dalam rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Senin (3/10/2022).

Berdasarkan sebaran wilayahnya, dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) 80 kota mengalami inflasi. Sementara hanya 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bukit Tinggi 1,87 persen. Penyebab utamanya karena kenaikan harga bensin yang beri andil 0,81 persen, beras 0,35 persen, angkutan dalam kota 0,18 persen dan angkutan antar kota 0,19 persen.

"Inflasi terendah di Merauke 0,07 persen. Sementara itu dua kota mengalami deflasi adalah Manokwari -0,64 persen dan Timika -0,59 persen," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait INFLASI SEPTEMBER atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - News
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin