tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2020 berada di angka 0,18 persen month to month (mtom). Lalu secara year on year (yoy) berada di kisaran 1,96 persen. Inflasi Juni 2020 disebabkan oleh dua kelompok pengeluaran utama yaitu makanan, minuman, tembakau dan transportasi.
“Inflasi khusus Juni kalau kami lihat inflasi Juni 2020 karena kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/7/2020).
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi selama Juni 2020 di kisaran 0,47 persen dengan andil 0,12 persen. Penyebab yang paling dominan adalah kenaikan harga daging ayam ras yang memberi andil 0,14 persen. Penyebab selanjutnya berasal dari telur ayam ras juga menjadi penyumbang utama dengan andil 0,04 persen.
BPS mencatat selama Juni 2020 ada kenaikan harga daging ayam ras di 86 dari 90 kota yang dipantau sebagai basis Indeks Harga Konsumen (IHK). Meski demikian, inflasi kelompok makanan ini masih tertahan oleh penurunan sejumlah harga komoditas.
Komoditas tersebut diantaranya bawang putih dengan inflasi minus 0,04 persen, cabai merah minus 0,03 persen. Lalu aneka bumbu, cabai rawit, minyak goreng masing-masing mengalami inflasi minus 0,01 persen.
Inflasi dari makanan, minuman, dan tembakau ini menyebabkan komponen inflasi harga bergejolak atau volatile price ikut terkerek. Nilainya mencapai 0,77 persen.
Di belakang kelompok makanan, pengeluaran bagi transportasi menjadi penyebab utama kedua pada inflasi Juni 2020. Inflasinya mencapai 0,41 persen dengan andil 0,05 persen. Gara-gara transportasi, komponen inflasi harga yang diatur pemerintah atau administered price mengalami inflasi dengan nilai 0,22 persen dan andil 0,04 persen.
Hal itu disebabkan kenaikan tarif angkutan udara yang memberi andil 0,02 persen. Lalu ada juga kenaikan tarif angkutan antar kota dan tarif ojek online (ojol) yang masing-masing memberi andil 0,01 persen.
“Transportasi Juni 2020 inflasi kedua tertinggi,” ucap Suhariyanto.
Selanjutnya kelompok penyediaan makanan dan minum/restoran mengalami inflasi 0,28 persen dengan andil 0,02 persen. Posisi tertinggi selanjutnya diikui kelompok pengeluaran kesehatan dengan inflasi 0,13 persen tetapi andil 0 persen yang disebabkan kenaikan harga obat-obatan yang diyakini dalam rangka menjaga daya tahan tubuh.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan