Menuju konten utama

Indonesia tak Masuk 50 Besar Negara Inovatif Versi Bloomberg

Daftar 50 negara terinovatif rilisan Bloomberg pada 2017 tidak memasukkan nama Indonesia 

Indonesia tak Masuk 50 Besar Negara Inovatif Versi Bloomberg
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir (kedua kiri) didampingi Rektor Universitas Hasanuddin (UNHAS) Dwia Aries Tina Pulubuhu (kiri) melihat sejumlah produk inovasi mahasiswa dan dosen usai peresmian UNHAS menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) di gedung Rektorat UNHAS, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (16/1). ANTARA FOTO/Dewi Fajriani.

tirto.id - Nama Indonesia kembali tidak masuk dalam daftar 50 negara dengan inovasi terbaik versi Bloomberg 2017 Innovation Index. Hal serupa terjadi pada 2016 lalu.

Sebagaimana dilansir Bloomberg pada Selasa (17/1/2017), di laporan, yang meneliti kapasitas inovatif 200 negara di dunia, itu Indonesia tertinggal dari Singapura yang menempati peringkat 6, Malaysia di rangking ke 23 dan Thailand di 44.

Peringkat Indonesia tidak disebutkan karena laporan itu hanya melansir pemeringkatan 50 besar saja. Nasib Indonesia mirip dengan raksasa ekonomi Asia lainnya, India yang sempat menduduki ranking ke-45 pada 2016 lalu.

Tahun ini, Korea Selatan tetap menduduki ranking pertama di Bloomberg 2017 Innovation Index sebagaimana pada 2016 lalu. Posisi Korea disusul oleh Swedia di ranking kedua yang naik satu peringkat dibanding tahun sebelumnya dan Jerman di urutan ketiga atau melorot satu tingkat.

Sementara sejumlah negara raksasa ekonomi dunia malah memiliki peringkat yang jauh di belakang. Amerika Serikat, di laporan itu, hanya menempati ranking ke-9 atau kalah dua peringkat dari Jepang yang ada di posisi ke-7.

Cina, tetap ada di ranking 21 seperti tahun lalu. Sedangkan Rusia melorot 14 tingkat dari peringkat di 2016 lalu ke posisi ranking 26.

Adapun Korea Selatan berhasil menempati peringkat pertama dengan poin total 89,00. Negara ini mendapatkan nilai tertinggi di tiga kategori dari tujuh indikator yang ditetapkan oleh Bloomberg.

Korea memiliki nilai teratas di indikator riset dan pengembangan, penambahan nilai manufaktur, serta kegiatan pendaftaran paten.

Di kategori produktivitas, negara ini memang hanya menempati urutan ke 32. Tapi, untuk kategori kualitas pendidikan tinggi, Korea ada di posisi kedua. Sementara pada kategori pengembangan teknologi tinggi dan kualitas peneliti, nilai Korea ada di urutan keempat.

Hasil pemeringkatan pada 2017 ini, menurut Bloomberg, menarik karena mencatat ada dua negara skandinavia yang menempati ranking lima besar. Swedia naik posisinya dari rangking 3 ke rangking 2 dan Finlandia meloncat dari posisi ke-7 ke rangking 5.

Bloomberg menilai kedua negara itu memiliki nilai tinggi di kategori produktivitas, riset dan pengembangan, serta industri berteknologi tinggi.

Baca juga artikel terkait INOVASI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom