Menuju konten utama

Indonesia Sampaikan Simpati ke Korban Ledakan Bom Brussel

Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Belgia, serta keluarga korban ledakan bom di Brussel.

Indonesia Sampaikan Simpati ke Korban Ledakan Bom Brussel
Ratusan warga berkumpul di Place de la Bourse untuk memberikan penghormatan kepada korban serangan bom selasa lalu di Brussels, Belgia. Antara foto/Reuters/Christian Hartmann

tirto.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Belgia, serta keluarga korban ledakan bom di Brussel.

Ucapan tersebut disampaikan Menlu Retno pada pidato pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri Bali Process ke-6 di Ruang Nusantara Hotel Westin Nusa Dua, Bali, Rabu, (23/3/2016).

Pada Selasa, (22/3/2016) pagi, dua ledakan terjadi di Bandara Zaventem yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brussel, dan satu ledakan terjadi di Stasiun Metro Maelbeek yang berjarak 6,5 kilometer dari lokasi KBRI.

Pada hari yang sama, Menlu Retno mengatakan bahwa dirinya secara langsung telah menghubungi Yuri Thamrin Duta Besar Indonesia untuk Belgia, untuk mengetahui situasi yang terjadi dan keadaan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di negara tersebut.

Menlu menambahkan, KBRI di Brussel telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan otoritas setempat untuk mengetahui informasi lebih lanjut dan mengimbau WNI yang berada di Belgia, khususnya di Brussel, untuk lebih berhati-hati.

KBRI Brussel juga telah membuka hotline bagi WNI di sana maupun publik di Indonesia yang mempunyai kerabat atau saudara yang membutuhkan informasi lebih lanjut di nomor +32478957214 dan +32478405728.

Untuk di ketahui, Sedikitnya 34 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka akibat ledakan bom di kedua lokasi berbeda di Brussel tersebut.

Pemerintah Belgia telah mengeluarkan status siaga 4 (sangat berbahaya) dan menghentikan semua operasi transportasi publik. (ANT)

Baca juga artikel terkait BALI PROCESS KE-6 atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora