Menuju konten utama

Indonesia Butuh Lebih Banyak Investor di Sektor Pariwisata

Indonesia masih membutuhkan investasi sekitar 15-20 juta dolar AS untuk membangun pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis inklusivitas,

Indonesia Butuh Lebih Banyak Investor di Sektor Pariwisata
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan pemaparan saat menghadiri Seminar Nasional Spa di kawasan Ubud, Gianyar, Bali, Rabu (31/1/2024). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.

tirto.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengatakan, Indonesia masih kekurangan investor untuk mengembangkan ekosistem pariwisata. Hal itu terlihat dari realisasi investasi asing (foreign direct investment/FDI) yang 80 persen dari total investasi mengalir ke sub sektor restoran, hotel dan pusat fitness (fitness centre).

“Kita butuh lebih banyak investor di ekosistem ini, termasuk untuk membangun produk pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis inklusivitas,” kata Sandiaga dalam acara International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024, di Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, investasi asing di sektor pariwisata pada tahun 2023 sebesar 3.604 juta dolar AS atau sekitar Rp58,64 triliun, atau mencapai 114,33 persen dari target yang ditetapkan pemerintah, yaitu senilai 2.608 juta dolar AS. Sedangkan investasi di sub sektor restoran, hotel dan pusat fitness masing-masing sebesar 366 juta dolar AS, 319 juta dolar AS dan 34 juta dolar AS.

Pada kuartal I 2024, investasi di sektor pariwisata mengalami sedikit pergeseran, dengan investasi paling banyak masuk di sub sektor hotel, yakni sebesar 198,82 juta dolar AS, kemudian disusul oleh sub sektor restoran US$114,38 juta dan apartment hotel senilai 17,99 juta.

“Dan di kuartal I 2024, kami sudah berhasil mencapai hampir US$1.000 juta investasi, atau 31,45 persen dari total target investasi sebesar US$3.000 juta,” beber Sandiaga.

Sementara itu, untuk membangun pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis inklusivitas, Indonesia masih membutuhkan investasi sekitar 15-20 juta dolar AS. Kebutuhan investasi ini, utamanya bakal digunakan untuk pembangunan infrastruktur pariwisata.

“Jadi ini sangat krusial, sehingga kami menggelar International Tourism Investment Forum 2024 dan kami sangat berterima kasih kepada Kadin dan UNDP, kami percaya kami bisa mewujudkan tiga kali lipat investasi lebih banyak di sektor ini,” kata Sandiaga.

Untuk meningkatkan investasi di sektor pariwisata, Kemenparekraf telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pengusaha melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Selain itu, pengembangan pariwisata yang berbasis inovasi, resilien dan pertumbuhan berkelanjutan juga menjadi fokus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Kita berfokus pada inovasi, resilien dan pertumbuhan sustainable menjadi cara kami untuk mempercepat pertumbuhan investasi di sektor pariwisata,” ungkap Sandiaga.

Baca juga artikel terkait FLASH NEWS atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Flash news
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Intan Umbari Prihatin