tirto.id - Kontingen Indonesia berhasil membawa pulang medali perunggu, perak, hingga emas di Kejuaraan Catur Usia Muda Asia Timur yang Keempat (4th Eastern Asia Youth chess Championship/EAYCC) di Bangkok, Thailand pada 1-10 Agustus 2019.
Kejuaraan tersebut berhasil membawa Tim Indonesia memperoleh tujuh medali emas, sembilan perak, empat perunggu, dan dua emas dari catur klasik.
"Hasil pertandingan babak ke-9 catur klasik sangat memuaskan, Tim Indonesia berhasil mengumpulkan dua emas, tigas perak, dan satu perunggu,” tutur Wakil Ketua Kontingen Indonesia, Merry Damayanti dalam keterangan resminya, Sabtu (10/8/2019).
Selain dari pertandingan catur klasik, emas yang diperoleh tim Indonesia didapatkan dari nomor catur kilat lewat Cecilia Natailie Luvian (G-14), kemudian disusul oleh Arjuna Satria Pamungkas (U-10) dan kemenangan Indonesia dilengkapi emas dari Fm Daniel Lumban Tobing (U-16).
Perolehan dua emas dari catur lewat WFM Chistine Elisabeth dari kategori U-18 dan emas untuk U-16 berhasil direbut oleh FM Daniel Lumban Tobing.
Merry menjelaskan, selain mendapatkan medali dari nomor klasik. Para pecatur Indonesia berhasil memperoleh gelar. Gilbert Elroy Taringan yang berunding di U-18 berhasil mendapatkan Gelar IM dan Nayka Budhidharma berhasil mendapatkan gelar FM setelah menduduki posisi puncak klasemen U-14.
“Selain keduanya, para pecatur lebih muda juga mendapatkan gelar CM (Candidate Master dan WCM (Woman candidate master). Untuk gelar CM diperoleh Arjuna Satria Pamungkas (U-10) dan As Syahsyah Syakish Thirof (U-8). Sedangkan untuk WCM diperoleh Armenia Zendy Purwanto (G-10) dan Cecilia Natalie Liuvian (G-14)," ujar Merry.
“Keberhasilan Tim Indonesia kali ini sangatlah memuaskan karena lawan tanding yang cukup mumpuni muncul di ajang kali ini. Pertandingan ini diikuti oleh 13 negara dengan total 239 peserta. Masing-masing peserta merupakan juara nasional di negara masing-masing,” imbuh Pelatih Tim Indonesia Taufik Halay.
Ia mengatakan sangat mengapresiasi perjuangan pecatur muda Indonesia. Meskipun berada di posisi yang sudah menguntungkan tetap memberikan kemampuan yang sepenuh.
“Gilbert pada babak terakhir sebenarnya cukup resmi saja untuk mendapatkan gelar IM. Bahkan untuk tetap menduduki puncak klasmen dengan posisi kalahpun tetap memiliki poin cukup. Namun Gilbert tetap memilih berjuang untuk mendapatkan gelar IM melakui kemenangan di babak akhir,” kata Taufik.
Taufik Halay juga menambahkan, pencapaian tim Indonesia dalam kejuaraan Bangkok, menunjukkan pecatur Indonesia tetap memberikan hasil yang terbaik meskipun bisa meraih kemenangan. Semangat bertarung menjadi hal penting untuk membangun mentalitas para atlet Indonesia.
Penulis: Wulan Astari
Editor: Dipna Videlia Putsanra