Menuju konten utama

Indonesia akan Ajak Filipina dan Malaysia Bahas Ancaman ISIS

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu akan mengajak Malaysia dan Filipina membahas pencegahan perluasan pengaruh ISIS di Asia Tenggara.

Indonesia akan Ajak Filipina dan Malaysia Bahas Ancaman ISIS
(Ilustrasi) Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyampaikan keterangan kepada awak media seusai Rapat Pimpinan Kemhan 2017 di Jakarta, Kamis (12/1/2017). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah Indonesia akan segera mengajak Malaysia dan Filipina membahas pencegahan perluasan pengaruh ISIS di Asia Tenggara.

"Nanti di Shangri La Dialogue, saya akan ketemu semua, dengan Malaysia dan dengan Filipina. Nanti dibicarakan bagaimana ketiga negara ini mengatasi (ISIS) itu," ujar Ryamizard di Kantor Kemenhan, Jakarta, pada Rabu (31/5/2017) seperti dikutip Antara.

Ryamizard menjelaskan Indonesia, Malaysia, dan Filipina selama ini telah rutin bekerjasama dalam patroli kawasan untuk menghadapi perompak-perompak di wilayah perbatasan ketiga negara tersebut.

Namun, dia menilai kemunculan ancaman baru, berupa gerakan terorisme dari kelompok radikal bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS, berpotensi mengganggu perdamaian di Asia Tenggara.

Ryamizard menilai ancaman perluasan pengaruh ISIS ke Asia Tenggara saat ini perlu secepatnya mendapatkan perhatian serius dari ketiga negara.

Apalagi, dia mengimbuhkan, kini menguat dugaan ISIS menargetkan kawasan Filipina Selatan basis baru pergerakannya.

"Kalau kelompok yang di Filipina ini mencar (meluas) ke mana-mana, nanti antisipasinya seperti apa? Pertemuan bilateral itu sangat besar kegunaanya," kata Ryamizard.

Ryamizard juga menyatakan dirinya akan secara khusus berkomunikasi dengan pihak Filipina untuk menawarkan bantuan dalam mengatasi kelompok bersenjata pendukung ISIS di Pulau Mindanao.

"Ada hal-hal yang bisa jadi sensitif, tapi dengan keadaan mendesak, Filipina harus mengerti bahwa kelompok itu mengancam daerahnya,” ujar Ryamizard.

“Tapi kita tidak akan sembarangan, karena masuk ke daerah lain tentu ada undang-undangnya," kata dia lagi.

Sebagaimana diberitakan Tirto sebelumnya, sejumlah pihak, baik dari kalangan intelijen maupun pakar terorisme, khawatir ISIS berupaya memperluas medan tempurnya dari Suriah dan Iraq ke Filipina.

Intelijen Filipina sudah menengarai kerusuhan bersenjata di Kota Marawi, yang melibatkan kelompok pendukung ISIS yakni Maute dan Abu Sayyaf, cepat menarik perhatian sejumlah sel teroris di Asia untuk masuk ke wilayah Filipina.

Seorang sumber intelijen Filipina, sebagaimana dilaporkan Reuters dan dilansir ulang oleh Antara pada Selasa (30/5/2017), mengatakan ada 400-500 militan simpatisan ISIS yang sedang bertempur dengan militer Filipina di Kota Marawi. Di antara mereka, 40 orang datang dari luar negeri, termasuk negara-negara Timur Tengah.

Sumber itu juga mengungkapkan para teroris itu berasal dari Indonesia, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi, Chechnya, Yaman, India, Maroko, dan Turki. Jumlah mereka dikhawatirkan terus bertambah.

Hari ini, Polri mengumumkan, berdasarkan laporan kepolisian Filipina, tercatat ada tujuh WNI yang diduga terlilbat dalam jaringan terorisme di Kota Marawi. Satu di antara tujuh WNI itu dilaporkan tewas di Marawi.

Baca juga artikel terkait PERTEMPURAN DI MARAWI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hukum
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom