tirto.id - Indeks tendensi bisnis (ITB) dalam negeri pada triwulan I-2018 sebesar 106,28. Angka ini mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan triwulan IV-2017 sebesar 111,02.
"Kalau dibandingkan dengan triwulan IV/2017, optimismenya berkurang. Biasa kalau triwulan I [siklus tahunan]," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto di kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta pada Senin (7/5/2018).
Kecuk panggilan akrabnya, menyebutkan berdasarkan lapangan usaha penurunan indeks tendensi bisnis (ITB) paling rendah ada di sektor Konstruksi, yaitu sebesar 92,16. Indeks tendensi ini turun 15,31 dari 107,47 pada triwulan IV/2017.
Disusul sektor Pertambangan dan Penggalian yang menjadi bidang bisnis terendah kedua, dengan indeks 93,21. Angka ini pun mengalami penurunan sebesar 13,06, dari semula 106,27 pada triwulan IV/2017.
Secara umum, ia menuturkan bahwa kondisi bisnis dan optimisme pelaku bisnis berada pada level masih cukup baik. Sebab, komponen pembentuk ITB masih di atas 100, meliputi nilai indeks pendapatan usaha yang mencapai 106,62.
Kemudian, nilai indeks penggunaan kapasitas produksi/usaha sebesar 108,71. Serta, peningkatan rata-rata jumlah jam kerja sebesar 103,51 persen.
"Kalau angka indeksnya masih di atas 100 berarti masih mengalami peningkatan. Peningkatan ini karena peningkatan seluruh komponen, kecuali konstruksi serta pertambangan dan penggalian," ucapnya.
Selama triwulan I-2018 ini, lapangan usaha yang memiliki ITB paling tinggi berada di Jasa Keuangan dan Asuransi, yang sebesar 125,32. Angka ini naik dibanding periode sama 2017 yang sebesar 122,75.
"Kemudian disusul Administrasi Pemerintahan dan Perdagangan Besar, yang masing-masing sebesar 111,36 dan 111,16," sebutnya.
Selanjutnya, ia mengungkapkan pada triwulan II-2018 diperkirakan tingkat optimisme pelaku bisnis lebih tinggi dibandingkan pada triwulan I ini, dengan ITB sebesar 109,33. Peningkatan optimisme akan terjadi di hampir seluruh kategori lapangan usaha, kecuali konstruksi.
Diperkirakan ITB di sektor Konstruksi masih belum pulih dengan capaiannya diprediksi hanya 98,72.
"Mungkin ini lebih disebabkan karena mereka menyadari bahwa pada Mei dan Juni [triwulan II-2018] memasuki puasa, sehingga hari kerjanya akan berkurang. Itu yang menyebabkan sektor Konstruksi dan Pertambangan dan Penggalian di bawah indeks 100," ungkapnya.
Peningkatan kondisi bisnis dan optimisme pelaku bisnis pada triwulan II-2018 diperkirakan karena peningkatan order dari dalam negeri dengan indeks 114,01; order dari luar negeri dengan indeks 101,26; dan peningkatan harga jual dengan nilai indeks 116,31; serta adanya order barang input yang diperkirakan meningkat dengan nilai indeks 105,74.
"Triwulan II-2018 menurut perkiraan para pelaku usaha yang akan naik tinggi sekali adalah sektor Jasa Keuangan dan Asuransi dengan nilai indeks 160,38. Kemudian, peningkatan harga jual produk dan order barang input tertinggi diperkirakan terjadi pada kategori lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran dengan nilai indeks 127,09, dan Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor dengan nilai indeks 121,04," paparnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Maya Saputri