Menuju konten utama

Impor Anjlok, Neraca Dagang Januari 2021 Surplus 1,96 Miliar USD

Surplus diperoleh dari ekspor senilai 15,3 miliar dolar AS, sementara impor hanya 13,34 miliar dolar AS.

Impor Anjlok, Neraca Dagang Januari 2021 Surplus 1,96 Miliar USD
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Januari 2021 mengalami surplus 1,96 miliar dolar AS. Surplus diperoleh dari ekspor senilai 15,3 miliar dolar AS sementara impor hanya 13,34 miliar dolar AS.

“Posisi ini jauh lebih bagus dari neraca perdagangan Januari 2020 yang defisit 640 juta dolar AS atau Januari 2019 defisit 980 juta dolar AS,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2/2021).

Suhariyanto mencatat kinerja surplus neraca perdagangan ini dipengaruhi oleh peningkatan ekspor yang signifikan bersamaan dengan penurunan impor yang cukup dalam. Sebagai perbandingan, ekspor Januari 2021 tercatat naik 12,24 persen secara year on year (yoy) dari Januari 2020 sementara impor turun 6,49 persen yoy.

Posisi ekspor Januari 2021 ini jauh lebih tinggi dari ekspor Januari 2019 dan 2020 yang berjumlah 14,03 miliar dolar AS dan 13,63 miliar dolar AS. Di sisi lain impor Januari 2021 ini jauh lebih rendah dari posisinya di 2019 dan 2020 yang berjumlah 15,01 miliar dolar AS dan 14,27 miliar dolar AS.

Kenaikan ekspor Januari 2021 ini didorong oleh migas yang naik 8,3 persen yoy, pertanian naik 13,91 persen yoy, industri pengolahan 11,72 persen dan pertambangan 16,92 persen yoy. Sejumlah faktor kenaikan ditopang oleh bahan bakar mineral seperti batu bara sampai tembaga.

Meski naik secara yoy, seluruh golongan ekspor mengalami penurunan secara month to month (mtom) atau dibandingkan dengan Desember 2020. Sejumlah penurunan terbesar secara mtom disumbang oleh bijih, terak, dan abu logam (HS 26), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15) dan besi dan baja (HS 72).

Dari sisi impor, penurunan terjadi si semua struktur impor. Konsumsi yang menyumbang 10,68 persen impor turun 2,92 persen. Bahan baku/penolong yang berkontribusi 74,39 persen totalimpor turun 6,1 persen. Barang modal yang berkontribusi 14,93 persen total impor turun 10,72 persen secara yoy.

Penurunan terbesar nilai impor secara month to month (mtom) dengan Desember 2020 didominasi oleh barang modal. Misalnya mesin dan peralatan mekanis sampai mesin dan perlengkapan elektrik.

“Pergerakan impor belum sesuai harapan,” ucap Suhariyanto.

Baca juga artikel terkait SURPLUS NERACA PERDAGANGAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan