Menuju konten utama

IMF Sarankan Pangkas Utang, Sri Mulyani: Itu Bukan untuk Kita

Menkeu Sri Mulyani mengatakan IMF merekomendasikan untuk mengurangi utang negara dunia hanya berlaku bagi negara maju di Eropa dan negara berpendapatan rendah, Indonesia tidak termasuk.

IMF Sarankan Pangkas Utang, Sri Mulyani: Itu Bukan untuk Kita
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap-siap melakukan wawancara khusus dengan sejumlah wartawan di area penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018). ICom/Am IMF-WBG/Zabur Karuru/hp/2018

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan kondisi perekonomian Indonesia masih berada dalam taraf yang aman sehingga tak perlu memangkas utang seperti yang disarankan International Monetary Fund (IMF).

Menurut Sri Mulyani, rekomendasi IMF untuk mengurangi utang negara dunia hanya berlaku bagi negara maju di Eropa dan negara berpendapatan rendah. Terutama mereka yang memiliki rasio utang mengkhawatirkan seperti di atas 60 atau 100 persen dari PDB.

Saat ini Sri Mulyani menilai rasio utang terhadap GDP Indonesia masih berada di angka 30 persen. Menurutnya, jumlah itu tergolong relatif aman untuk ukuran dunia.

“Jadi tidak relevan untuk Indonesia statement itu,” ucap Sri Mulyani kepada wartawan di Tjikini Lima pada Selasa (22/1/2019).

Sri Mulyani menjelaskan saat ini negara dengan rasio utang terhadap GDP di atas 60 persen atau 100 persen memang disarankan untuk mengikuti rekomendasi IMF. Pasalnya, dengan rasio seperti itu, negara yang bersangkutan tidak mampu menanggung utang yang dipikulnya.

Belum lagi dampak pada defisit anggaran yang dialami akan melampaui angka 2 persen dari PDB. Sri Mulyani pun mencontohkan negara Itali yang rasio utang terhadap PDB-nya mencapai 100 persen sehingga memiliki defisit anggaran 2,4 persen dari PDB.

“Statement IMF berlaku bagi mereka yang harus menjaga keseimbangan fiskalnya dengan mengurangi defisit maka harus mengurangi utang,” ucap Sri Mulyani.

Kendati demikian, Sri Mulyani juga menerangkan bahwa pengurangan utang tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang dialami. Ia pun menyebut hal ini menjadi tantangan bagi negara dunia bilamana mereka akan tetap mengurangi utang untuk menjaga defisit, tetapi di saat yang sama tetap menjaga pertumbuhan ekonomi tetap baik.

Sebelumnya, International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2019 menjadi 3,5 persen yang lebih rendah 0,2 persen dari prediksi 2018 lalu. Beberapa negara dunia termasuk Amerika Serikat diprediksi mengalami perlambatan perekonomian.

Baca juga artikel terkait IMF atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri