Menuju konten utama

Imbas Ekonomi Putusnya Hubungan Diplomatik Saudi- Qatar

Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan mereka dengan Qatar. Apa dampak ekonomi dari pemutusan hubungan ini?

Imbas Ekonomi Putusnya Hubungan Diplomatik Saudi- Qatar
ilustrasi Kenaikan Harga Minyak. FOTO/iStock

tirto.id - Senin pagi, 5 Juni 2017, empat negara Arab memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Qatar. Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain mengambil langkah itu dengan alasan dugaan dukungan Qatar atas terorisme.

Sejumlah aturan terkait pemutusan hubungan diplomatik itu diberlakukan sejak hari ini. Uni Emirat Arab melarang warga negara Qatar memasuki wilayahnya. Mereka yang sudah terlanjur berada di Qatar diberi waktu 14 hari untuk meninggalkan negara itu.

Seperti diumumkan kantor berita Wam, diplomat-diplomat Qatar diberikan waktu 48 jam untuk meninggalkan Uni Emirat Arab (UEA). Wilayah udara dan pelabuhan UEA juga ditutup dalam 24 jam, semua sarana transportasi Qatar dilarang masuk atau keluar wilayah EUA.

Arab Saudi juga mengumumkan pemutusan hubungan ini lewat Saudi Press Agency (SPA). “Sejak tahun 1995, Kerajaan Arab Saudi dan saudara-saudaranya telah melakukan usaha keras dan terus-menerus untuk mendesak pihak berwenang di Doha mematuhi komitmen dan kesepakatannya, namun, mereka telah berulang kali melanggar kewajiban internasional mereka,” begitu pengumuman yang tertulis di laman SPA.

Warga Saudi dilarang melakukan perjalanan ke Qatar. Mereka yang sedang berada di negara itu atau sudah menetap di sana, diberi waktu 14 hari untuk meninggalkan Qatar. Begitu juga sebaliknya, warga Qatar tak boleh berada di Arab Saudi.

Bahrain juga melakukan hal serupa. Kementerian Luar Negeri Bahrain mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan akan menarik misi diplomatiknya dari Doha, ibukota Qatar dalam waktu 48 jam. Semua diplomat Qatar juga harus meninggalkan Bahrain dalam waktu yang sama.

Begitu juga dengan Mesir, negara yang tak berbatasan langsung dengan Qatar ini mengumumkan penutupan wilayah udara dan pelabuhan untuk semua transportasi dari dan ke Qatar. Pemutusan hubungan diplomasi dari keempat negara itu kemudian diikuti negara-negara lain seperti Libya dan Yaman.

Sejumlah maskapai di empat negara yang memutuskan hubungan diplomasi juga menunda penerbangan dari dan ke Qatar. Etihad Airways milik Abu Dhabi mengatakan menunda semua penerbangan ke dan dari Doha mulai Selasa pagi sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Emirates dan Air Arabia juga melakukan hal yang sama.

Secara geografis, Qatar terletak di Teluk Persia. Ia berbatasan langsung dengan Arab Saudi di bagian barat, Bahrain di barat laut, dan UEA di tenggara.

Kementerian luar negeri Qatar pun mengeluarkan pernyataan menanggapi diputusnya hubungan diplomatik tersebut. Mereka menyesali tindakan negara-negara Arab itu.

"Tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan didasarkan pada klaim dan tuduhan yang sebenarnya tidak memiliki dasar. Ini dengan sendirinya adalah pelanggaran terhadap kedaulatan [Qatar] sebagai sebuah negara," ujar sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar negeri Qatar seperti dikutip Al-Jazeera.

Lalu, bagaimana nasib Qatar setelah sejumlah negara Arab memutuskan hubungan diplomatiknya? Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar, keputusan tersebut tidak akan memengaruhi kehidupan warga negara. Benarkah demikian?

Infografik Harga Minyak Qatar Arab Rev

Pemutusan hubungan diplomatik ini langsung membuat harga minyak mentah dunia melonjak. Jumat pekan lalu, harga minyak dunia sempat melorot ke angka $46,5 per barel. Hari ini, setelah pemutusan hubungan diplomasi diumumkan, harga minyak naik ke angka lebih dari $48,3 per barel (lihat infografik). Angka itu tak lebih baik dari dua pekan lalu dan pekan-pekan sebelumnya di bulan Mei tahun ini memang. Tetapi jauh lebih baik dari penutupan akhir pekan lalu.

Ekonom Indef, Bhima Yudhistira memprediksi harga minyak akan terus naik jika konflik ini terus berkepanjangan. Ia menengarai ada faktor kesengajaan dan konflik ini. “Banyak pipa Aramco yang melewati Qatar, kalau ada konflik bisa mengganggu distribusi minyak. Atau di sisi lain, konflik sengaja diciptakan untuk mendongkrak harga minyak,” katanya kepada Tirto, Senin (5/6). Menurut Bhima, kalau harga minyak tidak naik ke harga $50 per barel, defisit keuangan Arab Saudi akan makin parah.

Qatar jelas menjadi negara yang akan dirugikan dari putusnya hubungan diplomatik ini. Sejak pagi, indeks saham Qatar memerah. Pada 4 Juni 2017, Indeks QE ditutup di angka 9.923,6. Hari ini, sampai pukul 16.32 WIB, Indeks QE anjlok ke angka 9.151. Saham di semua sektor industri anjlok. Sejauh ini, sektor real estate tampak paling parah, turun hingga 9,9 persen pada pukul 16.32 WIB. Tak ada sektor yang turun lebih rendah dari lima persen.

Memerahnya indeks saham, menurut Bhima adalah pertanda turunnya kepercayaan investor, terutama investor asing. “Dalam sepuluh tahun terakhir Qatar kebanjiran dana asing dari Eropa dan Asia, kalau kondisi begini, capital reversal bisa balik arah,” katanya.

Indonesia juga diperkirakan terkena dampak, terutama dari sisi naiknya harga minyak. Dampak positifnya, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor migas akan naik karena harga membaik. Tetapi, di sisi lain, harga jual BBM ke masyarakat juga akan naik dan naiknya harga minyak akan memicu melejitnya inflasi.

Baca juga artikel terkait QATAR atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti