tirto.id - Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok 47,51 poin atau 0,97 persen menjadi 4.873,18 poin pada Kamis (11/6/2020) pagi. Sementara indeks LQ45 atau kelompok 45 saham unggulan juga turun 11,52 poin atau 1,52 persen menjadi 747,43 poin.
IHSG diprediksi masih akan bergerak turun pada perdagangan hari ini, dipicu bursa saham global yang juga tertahan. “IHSG masih akan melemah dan bergerak dalam rentang support resistance 4.800-4.950 pada hari ini,” tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam laporannya, dikutip Antara.
Pergerakan IHSG juga dipengaruhi sentimen eksternal yang berasal dari hasil rapat FOMC yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed, pada 0,25 persen. Bunga acuan akan tetap pada level tersebut hingga 2022, atau ketika perekonomian telah pulih dari efek pandemi COVID-19.
Sementara dari dalam negeri, para investor masih memantau perkembangan jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia, terlebih, pemerintah tengah mengupayakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah di Indonesia untuk memulihkan kembali ekonomi.
Berdasarkan data pasien COVID-19 kemarin, Rabu (11/6/2020), pasien positif Corona bertambah 1.241 orang. Total pasien positif COVID-19 menjadi 34.316 kasus dan pasien sembuh menjadi 12.129 orang. Sedangkan kasus meninggal bertambah 36 orang menjadi 1.959 jiwa.
Dari dua sentimen tersebut, investor disarankan untuk tetap waspada terhadap pelemahan sejumlah saham-saham yang secara teknik sudah memberikan indikasi kondisi jenuh beli atau disebut overbought. Saham-saham diperkirakan masih melemah pada hari ini.
Penutupan saham 10 Juni 2020
Aksi ambil untung membuat IHSG ditutup pada level 4.920,68 poin setelah melemah 114,37 poin atau 2,27 persen Rabu sore (11/6/2020). kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga terkoreksi sebesar 23,69 poin atau 3,03 persen menjadi 758,95 poin.
Analis Foster Asset Management Riki Adi Saputra mengatakan bahwa melemahnya IHSG adalah hal yang wajar dipengaruhi menurunnya bursa saham global dikutip dari Antara. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa indeks terkoreksi imbas dari aksi ambil untung karena indeks telah “rally” cukup kuat pada dua pekan terakhir.
Selain itu, penambahan kasus positif harian COVID-19 di Indonesia juga menambah katalis negatif bagi pergerakan indeks di pasar saham.
Penutupan IHSG diiringi dengan aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau “net foreign sell” sebesar Rp515,46 miliar. Sedangkan seluruh sektor terkoreksi dengan sektor pertanian turun paling dalam sebesar minus 3,51 persen.
Sektor properti dan sektor industri dasar berada di posisi kedua dan ketiga dengan penurunan masing-masing sebesar minus 3,32 persen dan minus 2,92 persen.
Bursa saham global dan regional Asia
Perdagangan saham AS di bursa Wall Street ditutup bervariasi semalam (Kamis pagi waktu Indonesia), setelah Federal Reserve (Fed) menetapkan bunga acuannya tetap pada 0,25 persen. The Fed meyakinkan para investor atas dukungannya terhadap ekonomi, tetapi memproyeksikan penurunan 6,5 persen dalam produk domestik bruto tahun ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 282,31 poin atau 1,04 persen menjadi ditutup pada 26.989,99 poin dan indeks S&P 500 turun 17,04 poin atau 0,53 persen berakhir pada 3.190,14 poin.
Sementara itu indeks komposit Nasdaq, dibantu keuntungan yang diperoleh Microsoft dan Apple, berhasil naik 66,59 poin atau 0,67 persen menjadi berakhir pada 10.02035 poin. Nasdaq untuk pertama kalinya ditutup di atas level 10.000, mencapai sebuah rekor baru.
Bursa saham regional Asia mengalami penurunan pada pembukaan perdagangan hari ini. Indeks Nikkei di Bursa Efek Jepang (FTSE) dibuka anjlok 241,79 poin atau 1,05 persen menjadi pada posisi 23.883,16 poin.
Indeks Hang Seng di Hong Kong bergerak turun 69,01 poin atau 0,28 persen menjadi dibuka pada 24.980,72 poin, dan indeks Straits Times di Singapura terkoreksi 50,13 poin atau 1,79 persen ke posisi 2.750,44 poin pada pagi hari ini.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora