tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di angka 7.311, pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Kamis (15/9/2022). Sementara posisi tertinggi mencapai 7.343 dan terendah ada di level 7.311.
IHSG pagi ini sudah diperdagangkan dengan volume 732 juta lembar dan nilai transaksi terjadi mencapai Rp402 miliar untuk 32.598 kali perdagangan. Selain itu, setidaknya ada 248 saham yang bergerak menguat dan 55 saham melemah. Sementara 214 sisanya stagnan.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher menjelaskan, grafik candlestick membentuk lower high dan lower low dengan stochastic, membentuk dead cross di area overbought mengindikasikan potensi pelemahan.
"Pergerakan masih akan didorong kekhawatiran investor dengan ekspektasi The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga, Dari dalam negeri investor akan mencermati rilis data neraca perdagangan," katanya dalam analisa harian, Kamis (15/9/2022).
Penguatan terjadi pada hari ini, setelah sebelumnya pada Rabu IHSG ditutup melemah. IHSG ditutup di level 7.278 (-0,54%).
IHSG ditutup melemah setelah data ekonomi AS dirilis lebih buruk daripada ekspektasi yang mendorong kekhawatiran bahwa The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga terutama di akhir September ini.
Di sisi lain, bursa Amerika Serikat ditutup menguat. Dow Jones ditutup 31.135 (+0.10%), NASDAQ ditutup 11.719 (+0,74%), S&P 500 ditutup 3.946 (+0,34%).
Wall Street mengakhiri sesi volatile dengan penguatan pada perdagangan Rabu setelah turun tajam di hari sebelumnya. Laporan inflasi yang lebih tinggi dianggap sesuai prediksi pelaku pasar sehingga aksi jual yang terjadi pada Selasa berkurang.
Data harga produsen (PPI) Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) dirilis dekat dengan perkiraan konsensus. Angka PPI menjadi penopang setelah angka harga konsumen (CPI) yang mendorong kekhawatiran pasar karena lebih buruk dari perkiraan.
Laporan PPI menawarkan jaminan bahwa inflasi memang pada lintasan yang lambat dan menurun. Tetapi masih ada jalan panjang sebelum mendekati target inflasi tahunan rata-rata 2% Federal Reserve.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin