Menuju konten utama

IHSG Jatuh 102,24 Poin: Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Pasar Modal

IHSG melemah turun mengikuti anjloknya bursa saham regional dan global akibat konflik antara Rusia dan Ukraina

IHSG Jatuh 102,24 Poin: Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Pasar Modal
Pekerja membersihkan lantai di samping grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/8/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

tirto.id - IHSG atau Indeks Harga Saham gabungan Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah turun mengikuti anjloknya bursa saham regional dan global akibat konflik antara Rusia dan Ukraina, pada Kamis sore (24/2/2022).

Dampak konflik Rusia dan Ukraina di bidang ekonomi terlihat dari IHSG ditutup melemah 102,24 poin atau 1,48 persen ke posisi 6.817,82.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,43 poin atau 1,16 persen ke posisi 973,65.

"Melemahnya IHSG dan mayoritas indeks Asia pada hari ini karena disebabkan oleh memanasnya hubungan Rusia dan Ukraina yang membuat para pelaku pasar menjadi khawatir," kata Analis Kanaka Hita Solvera (KHS) Andhika Cipta Labora di Jakarta, Kamis (24/2/2022) dilansir antara.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim berhasil melumpuhkan infrastruktur militer di pangkalan udara Ukraina dan "menaklukkan" pertahanan udara mereka. Sebelumnya, militer Ukraina mengatakan lima pesawat Rusia dan satu helikopter ditembak jatuh di wilayah Luhansk.

Kendati demikian, Andhika menilai dari sisi fundamental bahwa terjadinya perang dapat membawa kontribusi positif bagi Indonesia, karena Indonesia merupakan penghasil komoditas terbesar di dunia.

Ia pun menyarankan para pelaku pasar untuk menghindari saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar atau market cap besar yang bisa menjadi penekan indeks.

"Lalu juga para pelaku pasar bisa mencermati saham-saham di sektor komoditas, karena dengan adanya perang akan menaikkan harga komoditas," kata Andhika.

Dibuka melemah, IHSG mayoritas menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor terkoreksi dengan sektor transportasi & logistik turun paling dalam 4,93 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor barang konsumen nonprimer masing-masing turun 2,42 persen dan 2,25 persen.

Sedangkan dua sektor meningkat yaitu sektor energi dan sektor perindustrian masing-masing sebesar 2,23 persen dan 0,75 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy di seluruh pasar sebesar Rp894,27 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp821,07 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.078.324 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 31,56 miliar lembar saham senilai Rp21,17 triliun. Sebanyak 109 saham naik, 492 saham menurun, dan 82 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 478,79 poin atau 1,81 persen ke 25.970,82, Indeks Hang Seng turun 758,72 poin atau 3,21 persen ke 22.901,56, dan Straits Times terkoreksi 121,12 poin atau 3,57 persen ke 3.271,88.

Dampak perang Rusia-Ukraina ke pasar modal domestik sementara

Ekonom senior PT Samuel Sekuritas Indonesia Fikri C Permana menilai dampak perang Rusia-Ukraina yang saat ini terjadi terhadap pasar modal domestik sifatnya hanya sementara.

"Kami menilai efek perang Rusia-Ukraina terhadap pasar modal Indonesia akan bersifat temporer dan lebih menyebabkan perilaku berhati-hati di pasar," ujar Fikri di Jakarta, Kamis.

Ia menilai fundamental ekonomi Indonesia relatif baik, khususnya didorong pemulihan ekonomi yang diindikasikan dengan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan penjualan eceran pada Januari yang mencapai level tertinggi sejak awal pandemi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis ini terkena efek negatif dari invasi Rusia ke Ukraina.

IHSG ditutup anjlok 102,24 poin atau 1,48 persen ke posisi 6.817,82. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,43 poin atau 1,16 persen ke posisi 973,65.

Namun, lanjut Fikri, ada beberapa fakta yang perlu dipahami di tengah ancaman perang tersebut. Pertama, invasi Rusia dilakukan di dua daerah yang selama ini memang telah dikuasai separatis pro-Rusia.

Kedua, layaknya invasi Crimea pada 2014, invasi kali ini juga diperkirakan berdampak lokal alias antara Rusia-Ukraina saja.

"Hubungan ekonomi langsung Indonesia dengan Rusia dan Ukraina juga relatif kecil. Terlihat dari hubungan dagang (ekspor-impor) maupun nilai investasi Indonesia dengan Rusia dan Ukraina di 2021 lebih kecil dari 1 persen," kata Fikri.

Di sisi lain, arus modal masuk atau capital inflow asing di pasar saham Indonesia terus melaju kencang yaitu Rp15,42 triliun sejak 1 Februari hingga 23 Februari, walau tensi Rusia-Ukraina meningkat.

"Rupiah juga stabil pada level Rp14.200 hingga Rp14.400 per dolar AS, juga karena net buy investor asing tadi. Bahkan jika USD Index tidak naik, rupiah masih bisa terapresiasi lagi," ujar Fikri.

Di sisi lain, ia melihat invasi Rusia-Ukraina akan berdampak pada peningkatan harga komoditas yang harusnya berdampak positif bagi ekspor dan sektor komoditas dalam negeri karena adanya supply shock di global.

"Karenanya, pilihan utama di sektor tambang tersebut adalah saham ANTM dan saham BBTN serta ASII untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi yang lebih baik ke depannya," kata Fikri.

Baca juga artikel terkait IHSG

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yantina Debora