tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 7,07 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.190,58 pada Rabu (11/12/2019). Sementara indeks LQ45 atau kelompok 45 saham unggulan bergerak naik 1,5 poin atau 0,15 persen ke posisi 993,62.
Dilansir dari Antara, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini diperkirakan akan bergerak fluktuatif. Pergerakan “mixed” itu diperkirakan karena minimnya faktor pemercepat perubahan positif di pasar. Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan pelaku pasar menantikan window dressing di penghujung tahun 2019.
Window dressing secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya membuat laporan keuangan perusahaan terlihat lebih baik dari pada realitas yang ada. Hal tersebut dilakukan oleh manajer investasi atau perusahaan terbuka sebelum portofolio sebelum ditampilkan kepada para pemegang saham.
Selasa sore (11/12/2019) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 10,29 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.183,51 poin. Sementara, Indeks LQ45 atau kelompok 45 saham unggulan bergerak naik 1,13 poin atau 0,11 persen menjadi 992,11.
Dilansir Antara, pelemahan tersebut dipicu oleh perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina.
Para pelaku pasar global mengkhawatirkan kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait penerapan kenaikan harga barang impor dari Cina per 15 Desember 2019. Hal tersebut diucapkan oleh Analis Binaarta Sekuritas M Nafan Aji Gusta dikutip dari Antara, Selasa (10/12/2019).
Saham di Negara Lain
Bursa Efek Perancis dengan indeks acuan CAC-40 menguat 0,18 persen atau 10,78 poin menjadi 5848,03 poin pada penutupan perdagangan Selasa (10/12/2019).
Perusahaan farmasi multinasional Prancis Sanofi naik drastis 5,86 persen. Lonjakan kenaikan tersebut menjadikan Prancis Sanofi menjadi pencetak keuntungan besar (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.
Di Jerman, saham-saham turun 0,27 persen atau 34,89 poin menjadi 13.070,72 poin dengan indeks acuan DAX-30 di Bursa Efek Frankfurt pada penutupan Selasa (10/12/2019). Hal tersebut dikutip dari Antara, dengan kerugian paling besar dialami oleh Wirecard. Saham dari perusahaan penyedia teknologi internet dan jasa keuangan global tersebut anjlok sebesar 4,56 persen.
Perdagangan di Bursa Efek London Selasa (10/12/2019) ditutup lebih rendah dengan acuan FTSE-100 melemah 0,28 persen atau 20,14 poin menjadi 7.213,76 poin. Antara mewartakan kerugian terbesar (top losers) dialami oleh perusahaan persewaan alat industri Inggris, Ashtead Group. Di antara saham-saham unggulan, harga saham perusahaan tersebut anjlok 6,17 persen.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora