tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Saham Indonesia (BEI) diperkirakan rawan aksi ambil untung atau profit taking oleh para investor pada perdagangan hari ini, Kamis (9/7/2020).
Aksi profit taking tersebut disebabkan oleh penguatan yang terjadi pada perdagangan kemarin (8/7/2020), dan memicu IHSG terkoreksi sebagaimana ditulis Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam laporannya yang dikutip Antara.
IHSG menguat 9,57 poin atau 0,19 persen pada perdagangan hari ini, menjadi dibuka pada 5.085,93. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 2,45 poin atau 0,31 persen menjadi 799,04.
Saat ini, para pelaku pasar tengah menanti rilis laporan kinerja emiten periode kuartal II 2020. Adanya penurunan aktivitas ekonomi selama masa pandemi COVID-19 berpotensi memberikan dampak negatif pada kinerja emiten selama periode tersebut. Lebih lanjut, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang 5.000-5.150 dengan kecenderungan melemah terbatas pada hari ini.
Dengan adanya sentimen tersebut, Tim Riset Phintraco Sekuritas menyarankan par ainvestor untuk tetap waspada terhadap potensi pemelahan IHSG hari ini. Saham-saham perbankan terutama bank BUKU IV seperti BBRI, BBNI, BBCA, dan BMRI perlu diwaspadai karena dapat memicu aksi ambil untung akibat penguatan signifikan pada perdagangan kemarin.
Penutupan IHSG 8 Juli 2020
Naiknya cadangan devisa nasional dari 130,5 miliar dolar AS menjadi 121,7 miliar dolar AS, menjadi katalis positif perdagangan IHSG kemarin sore, Rabu (8/7/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 89,09 poin atau 1,79 persen menjadi 5.076,17, dan indeks LQ45 mengakhiri perjalanannya pada 769,59 setelah naik 20,69 poin atau 2,67 persen.
Di sisi lain, pasar pun mengapresiasi peran pemerintah dalam memberikan stimulus penyaluran kredit sebesar Rp30 triliun yang masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mendorong sektor riil sebagaimana dikatakan oleh Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama.
Perdagangan dibuka menguat, dan IHSG melanjutkan perjalanannya di zona hijau hingga akhir perdagangan.
Sembilan dari 10 sektor meningkat, dengan keuntungan terbesar dicatat sektor keuangan sebesar 3,59 persen. Di posisi kedua, terdapat sektor industri dasar dan sektor manufaktur yang naik masing-masing 1,71 persen dan 1,21 persen. Sementara itu, sektor tambang menjadi satu-satunya yang terkoreksi yakni minus 0,11 persen.
Pada akhir perdagangan, para investor asing melakukan aksi beli saham yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau “net foreign buy” sebesar Rp78,31 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 694.557 kali dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 9,84 miliar lembar saham senilai Rp9,27 triliun. Sementara itu, sebanyak 221 saham naik, 174 saham menurun, dan 174 saham stagnan.
Perdagangan Saham Global dan Regional Asia
Akhir perdagangan saham-saham di bursa Amerika Serikat, Wall Street, ditutup menguat dengan indeks komposit Nasdaq yang mencapai rekor penutupan tertinggi.
Indeks Dow Jones melonjak 177,10 poin atau 0,68 persen menjadi ditutup pada 26.067 poin, indeks S&P500 naik 24,62 poin atau 0,78 persen menjadi 3.169,94 poin, dan Nasdaq melambung 148,61 poin atau 1,44 persen menjadi 10.492,50.
Saham raksasa teknologi AS yang disebut sebagai kelompok FAANG ditutup lebih tinggi semalam. Kelompok tersebut terdiri dari Facebook, Apple, Amazon, Netflix, dan perusahaan induk Google dan Alphabet.
Investor telah menimbang serangkaian data ekonomi positif termasuk penambahan rekor pekerjaan dan rebound di sektor jasa pada Juni lalu terhadap lonjakan kasus virus COVID-19 baru-baru ini. Akan tetapi, indeks S&P500 masih naik lebih dari 40 persen dari penutupan terandah bulan Maret lalu.
“Pasar terus mengabaikan konsekuensi potensial dari lonjakan dalam kasus baru virus Corona,” ungkap kepala ekonom pasar Spartan Capital Securities Peter Cardillo di New York.
Sementara itu, bursa saham regional Asia dibuka bervariasi dengan indeks Nikkei naik 52,21 poin atau 0,23 persen ke 22.490,86 poin, dan indeks Hang Seng naik 134,38 poin atau 0,51 persen ke 26.263,56. Sebaliknya, indeks Straits Times melemah 4,16 poin atau 0,16 persen menjadi dibuka pada 2.665,33.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora