tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diproyeksikan menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (7/7/2020). Penguatan IHSG dipengrauhi oleh adanya indikasi peningkatan aktivitas ekonomi AS sebagaimana ditulis Tim Phintraco Sekuritas dalam laporannya yang dikutip Antara.
Sementara itu, IHSG dibuka menguat 17,53 poin atau 0,35 persen menjadi diperdagangkan pada 5.006,39 poin hari ini. Kelompok 45 saham unggulan atau ineks LQ45 pun bergerak naik 4,15 poin atau 0,54 persen menjadi 779,45 hari ini.
Tim Riset Phintraco Sekuritas menuliskan, rilis data Purchasing Manager Index atau PMI Services AS dan tenaga kerja AS telah memberikan indikasi peningkatan aktivitas ekonomi. “Diperkirakan akan menjadi sentimen positif bagi HSG hari ini,” lanjut mereka dalam laporannya.
Dikutip dari Antara, Aktivitas ekonomi di sector non-manufaktur AS meningkat 11,7 poin menjadi 57,1 persen di bulan Juni setelah mengalami kontraksi dua bulan berturut-turut sebagaimana dilaporkan lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) Senin, (6/7/2020). Indeks non-manufaktur ISM pada bulan Mei menunjukkan angka 45,4 persen.
Data ekonomi tersebut juga lah yang menjadi katalis positif pergerakan saham-saham di bursa Wall Street. Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq masing-masing terangkat 459,67 poin, 49,71 poin dan 226,02 poin pada akhir perdagangan semalam.
Di sisi lain, pelaku pasar saat ini sedang menantikan rilis data cadangan devisa Indonesia periode Juni 2020. Data tersebut diharapkan akan menjadi katalis positif bagi perdagangan IHSG hari ini.
Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah memicu kembalinya aktivitas produksi di beberapa sektor. Oleh karenanya, data cadangan devisa Indonesia diperkirakan akan meningkat lebih dari bulan sebelumnya.
Dengan mempertimbangkan sentimen global dan domestik ini, IHSG diproyeksikan menguat dan kembali menguji resistensi pada kisaran 5.000-5.020 pada perdagangan hari ini. Pun, pelaku pasar disarankan tetap waspada karena aka nada kecenderungan aksi jual oleh para investor asing yang masih akan menekan pergerakan IHSG hari ini. Aksi jual investor asing telah mencapai Rp1,5 triliun dalam sepekan terakhir.
Sementara itu, bursa saham regional Asia pagi ini bervariasi ditunjukkan dengan indeks Nikkei di Bursa Efek Jepang yang terkoreksi 163,54 poin atau 0,72 persen ke 22.550,9 dan indeks Hang Seng turun 119,56 poin atau 0,45 persen ke 26.219,6. Sebaliknya, indeks Straits Times Singapura menguat 4,02 poin atau 0,15 persen ke 2.685,59 poin.
Akhir Perdagangan IHSG 6 Juli 2020
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 15,07 poin atau 0,3 persen menjadi 4.988,87 pada akhir perdagangan kemarin sore. Kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 pun meningkat sebesar 4,34 poin atau 0,56 persen menjadi 775,3 poin.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, pasar telah mengapresiasi Bank Dunia yang menaikkan status Indonesia dari negara berpenghasilan menengah ke bawah (middle lower income) menjadi menengah atas (upper middle income). Hal ini lah yang mendorong laju IHSG ada akhir perdagangan tersebut.
Selain itu, Nafan mengatakan bahwa pasar juga mengapresasi kinerja Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia yang meningkat dari 77,8 menjadi 83,8. “Ada harapan bahwa ISM Non-Manufakturing PMI AS yang akan naik mnejadi 50 dari 45,4,” lanjutnya.
Ada delapan sektor yang meningkat dengan sektor pertambangan naik paling tinggi sebesar 1,45 persen. Posisi kedua ada sektor pertanian dengan kenaikan 0,99 persen, dan sektor industry dasar yang naik 0,93 persen.
Sebaliknya, sektor properti dan sektor infrastruktur merosot masing-masing sebesar 0,55 persen dan 0,32 persen.
Pada penutupan perdagangan, para investor asing melakukan aksi jual saham dengan jumlah jual bersih asing atau “net foreign sell” sebesar Rp547,38 miliar.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora