Menuju konten utama

IHSG Dibuka Menguat di Level 6.810, Ini Faktor Pemicunya

IHSG dibuka menguat di level 6.810 pada perdagangan Kamis pagi. Posisi tertinggi indeks mencapai 6.829 dan terendah ada di level 6.825.

IHSG Dibuka Menguat di Level 6.810, Ini Faktor Pemicunya
Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/1/2023). IHSG ditutup melemah 14,07 poin atau minus 0,2 persen di level 6.860 pada Selasa (24/1). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 6.810 pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Kamis (23/2/2023). Posisi tertinggi indeks mencapai 6.829 dan terendah ada di level 6.825.

Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp196 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.462 triliun. Selain itu, setidaknya ada 34 saham yang bergerak menguat dan 21 saham melemah. Sementara sisanya 54 stagnan.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani memperkirakan, indeks akan bergerak mixed dalam range level 6.765–6.890. Setelah pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah sebesar -0,92 persen atau -63,43 poin di level 6.809.

Pergerakan indeks dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama Kementerian Keuangan melaporkan realisasi penerimaan pajak pada Januari 2023 tumbuh 48,60 persen YoY mencapai sebesar Rp162,23 triliun. Jumlah tersebut setara 9,44 persen target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.

Pajak Penghasilan (PPh) non migas tercatat 8,96 persen dari target atau sebesar Rp78,29 triliun, tumbuh 28,03 persen YoY. Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPnBM per Januari 2023 tumbuh 93,86 persen YoY tercatat Rp74,64 triliun.

Kemudian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya tumbuh 118,72 persen YoY atau sebesar Rp1,29 triliun. Sementara itu, PPh Migas terkontraksi 10,09 persen YoY tercatat sebesar Rp 8,03 triliun.

Dari mancanegara, Goldman Sachs dan Bank of America memproyeksikan masih akan ada tiga kali kenaikan suku bunga The Fed dengan kenaikan 25 bps. The Fed diproyeksikan akan menaikan suku bunga hingga menjadi 5,25 persen - 5,5 persen.

Sementara itu, Korea Selatan melaporkan Producer Price Index (PPI) pada periode Januari 2023 di level 5,1 persen YoY. Hal ini melambat dibanding periode sebelumnya yang tercatat di level 5,8 persen YoY.

Namun, dalam periode bulanan inflasi tingkat produsen Korea Selatan tumbuh 0,4 persen MoM, dibanding periode bulan sebelumnya yang tercatat deflasi -0,4 persen MoM dan lebih tinggi dari konsensus sebelumnya 0,1 persen MoM.

Baca juga artikel terkait IHSG DIBUKA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - News
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Reja Hidayat