tirto.id - Salah satu jenis idgham dalam ilmu tajwid adalah idgham mutaqaribain. Cara membacanya adalah dengan memasukkan huruf pertama ke huruf kedua sehingga lebur dalam bacaan tasydid. Lantas, apa pengertian, hukum, dan contoh idgham mutaqaribain dalam Al-Quran?
Setiap qari atau pembaca Al-Quran seyogyanya memahami bahasan idgham mutaqaribain dalam ilmu tajwid. Bagaimanapun juga, bacaan idgham kerap ditemui dalam banyak ayat Al-Quran.
Sebagaimana ibadah lainnya, membaca Al-Quran harus mengikuti aturan dan kaidah yang ditetapkan Islam.
Dalam hal ini, ketika bacaan idgham dilafalkan tidak sesuai tajwidnya, makna dan arti ayat akan melenceng, serta tidak sesuai lagi.
Karena itulah, para ulama menyatakan bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid (termasuk bahasan idgham mutaqaribain) adalah fardu kifayah, sebagaimana dilansir NU Online.
Membaca Al-Quran dengan baik dan benar merupakan perintah Allah SWT, sebagaimana tergambar dalam surah Al-Muzzammil ayat 4:
" ... Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan,” (QS. Al-Muzzammil [73]: 4).
Salah satu cara membaca Al-Quran dengan baik dan tartil adalah dengan menguasai hukum-hukum tajwid, di antaranya adalah idgham mutaqaribain. Berikut ini pengertian, hukum, dan contoh idgham mutaqaribain dalam Al-Quran.
Pengertian dan Hukum Idgham Mutaqaribain dalam Ilmu Tajwid
Istilah idgham mutaqaribain terdiri atas dua kata, yaitu idgham dan mutaqaribain. Dalam bahasa Arab, idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ) artinya memasukkan. Sementara itu, mutaqaribain artinya "dua hal yang berdekatan".
Berdasarkan hal tersebut, Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (1987) menuliskan pengertian idgham mutaqaribain adalah dua huruf yang berdekatan makhraj dan sifatnya. Dengan demikian, pelafalan huruf pertama dimasukkan ke huruf yang kedua.
Untuk memahami idgham mutaqaribain, kita harus mengetahui pengertian makhraj dan sifat huruf.
Pertama, makhraj adalah tempat keluar huruf. Misalnya, huruf qaf (ق) dan kaf (ك) sama-sama keluar dari langit-langit mulut. Kedua huruf ini berdekatan makhraj-nya.
Kedua, sifat huruf adalah karakteristik yang melekat pada huruf tersebut. Misalnya, huruf nun (ن) dan ra (ر) sama-sama memiliki sifat jahr, tawassuth, istifal, dan izlaq. Kedua huruf ini berdekatan sifatnya.
Adapun huruf-huruf berdekatan makhraj dan sifatnya, serta termasuk dalam idgham mutaqaribain adalah sebagai berikut:
- Dua huruf yang berdekatan baik makhraj dan sifat, misalnya huruf qaf (ق) sukun bertemu kaf (ك) berharakat.
- Dua huruf yang berdekatan makhraj saja, tetapi sifatnya tidak berdekatan, misalnya huruf lam (ل) sukun bertemu ra (ر) berharakat.
- Dua huruf yang berdekatan sifat saja, tetapi makhraj nya tidak berdekatan, misalnya nun (ن) sukun bertemu ya' (ي), mim (م), wau (و), lam (ل) dan ra (ر) berharakat.
Hukum bacaan idgham mutaqaribain wajib dilafalkan dengan memasukkan bacaan huruf sebelumnya ke huruf sesudahnya, serta lebur (seperti) dalam bacaan tasydid.
Perhatikan tabel berikut ini:
No. | Lafal | Penjelasan |
1. | بَل رَّفَعَهُ (Bar rafa'ahu) | Terdapat huruf ل mati bertemu huruf ر |
2. | أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ (Alam nakhlukkum) | Terdapat huruf ق mati bertemu huruf ك |
3. | مِنْ رَبِّـهِمْ (Mir robbihim) | terdapat huruf ن sukun bertemu huruf ر |
4. | مِنْ مَّسَدٍ (Mim masad) | terdapat huruf ن sukun bertemu huruf م |
Contoh Idgham Mutaqaribain dalam Al-Quran
Berikut ini ayat-ayat yang mengandung hukum bacaan idgham mutaqaribain dalam Al-Quran.
1. QS. An-Nisa Ayat 158
بَل رَّفَعَهُ ٱللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Bacaan latinnya: "Bar rafa'ahullāhu ilaīh, wa kānallāhu 'azīzan ḥakīmā"
Artinya: "Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana," (QS. An-Nisa [3]: 158).
2. QS. Al-An'am Ayat 147
فَإِن كَذَّبُوكَ فَقُل رَّبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍ وَٰسِعَةٍ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهُۥ عَنِ ٱلْقَوْمِ ٱلْمُجْرِمِينَ
Bacaan latinnya: "Fa ing każżabụka fa qur rabbukum żụ raḥmatiw wāsi'ah, wa lā yuraddu ba`suhụ 'anil-qaumil-mujrimīn"
Artinya: "Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa," (QS. Al-An'am [6]: 147).
3. QS. Al-Isra Ayat 24
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
Bacaan latinnya: "Wakhfiḍ lahumā janāḥaż-żulli minar-raḥmati wa qur rabbir-ḥam-humā kamā rabbayānī ṣagīrā"
Artinya: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil," (QS. Al-Isra [17]: 24).
4. QS. Al-Kahfi Ayat 22
سَيَقُولُونَ ثَلَٰثَةٌ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًۢا بِٱلْغَيْبِ ۖ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۚ قُل رَّبِّىٓ أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِم مَّا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ ۗ فَلَا تُمَارِ فِيهِمْ إِلَّا مِرَآءً ظَٰهِرًا وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِم مِّنْهُمْ أَحَدًا
Bacaan latinnya: "Sayaqụlụna ṡalāṡatur rābi'uhum kalbuhum, wa yaqụlụna khamsatun sādisuhum kalbuhum rajmam bil-gaīb, wa yaqụlụna sab'atuw wa ṡāminuhum kalbuhum, qur rabbī a'lamu bi'iddatihim mā ya'lamuhum illā qalīl, fa lā tumāri fīhim illā mirā`an ẓāhiraw wa lā tastafti fīhim min-hum aḥadā"
Artinya: "Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka," (QS. Al-Kahfi [18]: 22).
5. QS. Al-Anbiya Ayat 56
قَالَ بَل رَّبُّكُمْ رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ٱلَّذِى فَطَرَهُنَّ وَأَنَا۠ عَلَىٰ ذَٰلِكُم مِّنَ ٱلشَّٰهِدِينَ
Bacaan latinnya: "Qāla bar rabbukum rabbus-samāwāti wal-arḍillażī faṭarahunna wa ana 'alā żālikum minasy-syāhidīn"
Artinya: "Ibrahim berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu," (QS. Al-Anbiya [21]: 56).
Editor: Addi M Idhom