tirto.id - Hastuti Haji Toba (53) asal Palu, menyambangi posko terpadu evakuasi korban pesawat Lion Air JT-610 di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (31/10/2018).
Ia mendapatkan kabar soal jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 dari pemberitaan di media massa. Hastuti hendak meminta manifes anaknya, Nurul Rezkianti (22), yang menjadi salah satu korban.
“Belum ada tanda-tanda anak saya. Tapi KTP, kartu mahasiswa, STNK, sudah ketemu di Rumah Sakit Polri,” kata dia di lokasi. Kemarin, di RS Polri pun ia diambil DNA-nya untuk proses pencocokan dengan jenazah.
Hastuti dan kedua anaknya yang tiba di Jakarta pada pukul 2 pagi kemarin menyatakan Minggu malam adalah hari ia terakhir berkomunikasi dengan Nurul.
“Dia hanya bilang kalau mau ke Bangka dengan temannya dari Palu. Dia cerita sambil tertawa,” ucap Hastuti.
Nurul bekerja di lembaga swadaya masyarakat AIESEC, sebagai promoter pariwisata di Ambon dan Bangka.
Nurul yang merupakan lulusan Universitas Muhammadiyah Malang itu, lanjut Hastuti, mengenakan kemeja putih dan blazer hitam di hari kejadian. “Ingat dari foto. Foto terakhir itu masih di rumah temannya,” kata dia.
Selain itu, dalam daftar manifes penumpang Lion Air JT-610, Nurul berada di nomor 127. Dia, Hastuti menuturkan, memiliki tanda lahir berupa tahi lalat di dekat bekas suntikan imunisasi. Kemudian, ia berharap agar anak keduanya itu segera ditemukan dan dapat dibawa ke Palu.
“Tapi kalau Allah menghendaki lain, saya akan terima. Sebelum ada keputusan terakhir saya masih berharap dia masih dapat pertolongan yang kuasa,” tutur dia.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri