tirto.id - Hujan meteor Lyrid tahun ini akan berlangsung pada bulan ini, yaitu pada 22 April 2021.
Lyrids adalah meteor biasa yang dapat menghasilkan 20 meteor per jam pada puncaknya. Lyrids sendiri diproduksi oleh partikel debu. Hujan meteor ini bisa diamati setiap tahunnya. Pada umumnya berlangsung mulai tanggal 16-25 April.
Hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor tahunan yang titik radiannya berada di konstelasi Herkules dekat Vega, bintang paling terang di konstelasi Lyra.
Berdasarkan laman resmi LAPAN, hujan meteor Lyrid akan terpancar dari rasi Lyra. Sementara meteor yang akan jatuh menghujam Bumi, berasal dari serpihan ekor komet C/1861 Thatcher yang baru sekali melintas dekat Bumi 1861.
Hujan meteor Lyrid aktif sejak tanggal 16-25 April, tetapi puncaknya terjadi pada 22 April pukul 19.00 Wib atau 20.00 Wita, atau 21.00 Wit.
LAPAN mengungkapkan, fenomena alam ini bisa diamati sejak terbit di arah barat laut sekitar pukul 22.15 waktu setempat sampai fajar bahari berakhir keesokan harinya.
Fenomena hujan meteor terjadi saat Bumi melintasi puing-puing debu dan partikel yang tersisa saat mengorbit matahari. Ketika debu dan partikel bersentuhan dengan atmosfer Bumi, maka penduduk Bumi dapat melihat kilatan-kilatan cahaya.
Hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya. Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit atau batu meteor.
5. Telah diamati sejak 687 Sebelum Masehi atau Sejak 2.700-an Tahun Lalu.
Hujan meteor secara singkat dapat terjadi karena meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi. Berikut ini jadwal hujan meteor di Indonesia selama tahun 2021.
Lyrids adalah meteor biasa yang dapat menghasilkan 20 meteor per jam pada puncaknya. Lyrids sendiri diproduksi oleh partikel debu. Hujan meteor ini bisa diamati setiap tahunnya. Pada umumnya berlangsung mulai tanggal 16-25 April.
Hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor tahunan yang titik radiannya berada di konstelasi Herkules dekat Vega, bintang paling terang di konstelasi Lyra.
Berdasarkan laman resmi LAPAN, hujan meteor Lyrid akan terpancar dari rasi Lyra. Sementara meteor yang akan jatuh menghujam Bumi, berasal dari serpihan ekor komet C/1861 Thatcher yang baru sekali melintas dekat Bumi 1861.
Hujan meteor Lyrid aktif sejak tanggal 16-25 April, tetapi puncaknya terjadi pada 22 April pukul 19.00 Wib atau 20.00 Wita, atau 21.00 Wit.
LAPAN mengungkapkan, fenomena alam ini bisa diamati sejak terbit di arah barat laut sekitar pukul 22.15 waktu setempat sampai fajar bahari berakhir keesokan harinya.
Fenomena hujan meteor terjadi saat Bumi melintasi puing-puing debu dan partikel yang tersisa saat mengorbit matahari. Ketika debu dan partikel bersentuhan dengan atmosfer Bumi, maka penduduk Bumi dapat melihat kilatan-kilatan cahaya.
Hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya. Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit atau batu meteor.
Berikut beberapa fakta menarik Meteor Lyrid, sebagaimana dikutip dari LAPAN:
1. Meteor ini terjadi setiap tahun pada bulan April sekitar tanggal 16-25, puncak kejadian tanggal 22 April.
1. Meteor ini terjadi setiap tahun pada bulan April sekitar tanggal 16-25, puncak kejadian tanggal 22 April.
2. Meteor Lyrid dapat menghasilkan sekitar 20 meteor per jam pada saat puncaknya.
3. Meteor Lyrid diproduksi oleh partikel debu yang ditinggalkan oleh komet C/1861 G1 Thatcher yang ditemukan pada 1861.
4. Disaksikan dengan mudah pada lewat tengah malam hingga fajar, dengan kondisi langit cerah tanpa polusi cahaya atau udara maupun terhalang objek seperti pohon, medan dan bangunan.
Hujan meteor secara singkat dapat terjadi karena meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi. Berikut ini jadwal hujan meteor di Indonesia selama tahun 2021.
No. |
Hujan Meteor |
Puncak (di Indonesia) |
Fase Bulan |
Masa Aktif |
Intensitas (meteor/jam) |
1. |
Quadrantid |
4 Januari |
Benjol Akhir |
12 Des – 12 Jan |
120 |
2. |
Lyrid |
22 April |
Benjol Awal |
16 – 26 April |
18 |
3. |
Eta Aquarid |
6 Mei |
Sabit Akhir |
19 Apr – 28 Mei |
40 |
4. |
Delta Aquarid |
30 Juli |
Benjol Akhir |
12 Jul – 23 Agt |
25 |
5. |
Perseid |
12 Agustus |
Sabit Awal |
17 Jul – 24 Agt |
150 |
6. |
Draconid |
8 Oktober |
Sabit Awal |
6 – 10 Oktober |
bervariasi |
7. |
Taurid Selatan |
10 Oktober |
Perbani Awal |
10 Sep – 20 Nov |
5 |
8. |
Orionid |
21 Oktober |
Purnama |
2 Okt – 7 Nov |
15 |
9. |
Taurid Utara |
12 November |
Sabit Awal |
20 Okt – 10 Des |
5 |
10. |
Leonid |
18 November |
Benjol Awal |
6 – 30 November |
15 |
11. |
Geminid |
14 Desember |
Benjol Awal |
4 – 17 Desember |
120 |
12. |
Ursid |
23 Desember |
Benjol Akhir |
17 – 26 Desember |
10 |
(tirto.id - Gaya Hidup)
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Dipna Videlia Putsanra