tirto.id - Puncak hujan meteor Eta Aquarid akan terjadi pada Kamis (6/5/2021). Hujan Meteor Eta Aquarid aktif sejak 19 April hingga 28 Mei dan puncak aktivitasnya terjadi pada 6 Mei pukul 09.00 WIB / 10.00 WITA / 11.00 WIT.
Hujan meteor Eta Aquarid berasal dari konstelasi Aquarius tepatnya di bintang Eta Aquarii. Walaupun berasal dari konstelasi Aquarius, untuk menikmati hujan meteor ini kita tidak perlu melihat dari arah dimana rasi bintang Aquarius berada, karena kemunculan meteor-meteor pada Eta Aquarid ini dapat datang dari segala penjuru langit.
Menurut LAPAN, puncak hujan meteor Eta Aquarid terjadi ketika fase Bulan sabit akhir berumur 23 hari sehingga minim gangguan cahaya Bulan.
Eta Aquarid berasal dari serpihan komet Halley yang muncul setiap 76 tahun sekali dan akan bisa diamati sekitar pukul 01.00 dini hari hingga pukul 05.00, dengan titik radian tertinggi terjadi sesaat sebelum fajar sekitar pukul 04.00.
Puncak aktivitas Eta Aquarid terjadi pada tanggal 6 Mei 2021 pukul 09.00 WIB sehingga waktu ketampakan terbaik baru dapat disaksikan ketika titik radian Eta Aquarid terbit sejak pukul 01.00 di tanggal yang sama.
Selain Eta Aquarid, hujan meteor Orionid yang terjadi pada bulan Oktober juga berasal dari sisa debu komet Halley. Hujan meteor ini merupakan salah satu diantara beberapa hujan meteor lain yang dinantikan setiap tahun, selain Leonid, Geminid, Lyrid dan Perseid.
Hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dengan intensitas antara 33-34 meteor per jam mulai pukul 01.30 waktu setempat hingga fajar bahari dari arah timur dan ketinggian titik radian ketika akhir fajar bahari bervariasi antara 55° hingga 60°.
Untuk menyaksikannya, Anda cukup menuju pada tempat yang minim polusi cahaya dan langit yang terbentang luas pada jam-jam yang telah ditetapkan.
Selain hujan meteor Eta Aquarid, bulan ini juga akan terjadi gerhana Bulan total (Super Bloom Moon). Gerhana ini terjadi pada 2019 silam dan tidak terjadi sepanjang 2020.
Gerhana ini terjadi akibat konfigurasi Bulan, Bumi dan Matahari yang membentuk satu garis lurus dan Bulan berada di sekitar simpul orbitnya (perpotongan antara orbit Bulan dengan ekliptika) sehingga Bulan memasuki bayangan umbra Bumi.
Gerhana ini akan berlangsung dengan durasi parsialitas selama 3 jam 8 menit 12 detik dan durasi totalitas yang cukup singkat, yakni selama 18 menit 28 detik.
Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB / 19.18.43 WITA / 20.18.43 WIT (delta T = 69 detik) dengan magnitudo umbra 1,0153 dan magnitude penumbra 1,9787. Gerhana kali ini dapat disaksikan ketika Bulan terbit dari arah Timur-Tenggara hingga Tenggara dekat konstelasi Scorpius.
Editor: Agung DH