tirto.id - Langkah Tim Nasional (Timnas) U-23 Indonesia menuju Olimpiade 2024 baru-baru ini terhenti. Hal ini terjadi karena Tim Garuda Muda kalah dalam laga playoff melawan Guinea U-23 di babak playoff, Kamis, 9 Mei 2024, dengan skor 0-1.
Laga yang berjalan dengan hadiah dua tendangan penalti untuk Guinea U-23, yang salah satunya dikonversi menjadi gol. Selain itu pelatih Indonesia U23, Shin Tae-yong, juga mendapat kartu merah saat memprotes wasit.
Terlepas dari segala kontroversi di atas lapangan hijau, muncul narasi di media sosial yang menyebut kalau Timnas Guinea U-23 melakukan pemalsuan umur, yang berakhir dengan diskualifikasi tim tersebut dari Olimpiade 2024.
Narasi tersebut salah satunya disebarkan di Facebook oleh akun "Vian IbRahim Oktavian Al-Khatiri".
"Skandal Guinea terbongkar! Terbukti memalsukan umur, Presiden FIFA langsung beri peringatan dan keputusan," begitu bunyi keterangan di unggahan akun tersebut pada 11 Mei 2024 lalu (arsip).
Sampai dengan 13 Mei 2024, video singkat tersebut telah disaksikan setidaknya 6.300 kali. Selain itu, video ini telah mendapat 95 tanda suka (likes) dan 37 komentar, serta dibagikan ulang sebanyak tujuh kali.
Unggahan dengan narasi serupa ditemukan juga dari akun "Warganet MAHA ASYIK", yang menyebut adanya pemain Guinea yang melanggar aturan umur saat berlaga melawan Indonesia (arsip).
Di TikTok, narasi serupa juga beredar dalam unggahan akun "bolamania96" (arsip) dan "niq_timnas" (arsip). Dua video di TikTok tersebut mengumpulkan penonton yang lebih banyak dibanding di Facebook.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar Timnas Guinea U-23 didiskualifikasi dari Olimpiade 2024 karena ada pemalsuan umur pemain?
Pemeriksaan Fakta
Tirto menyaksikan keseluruhan video pendek yang tersebar di Facebook dan TikTok. Dua video di TikTok hanya berisikan foto dan dari penggawa Timnas Guinea U-23 dan potongan klip dari kondisi ruang ganti Timnas Indonesia U-23. Informasi mengenai diskualifikasi ataupun pemalsuan umur hanya berasal dari teks yang tertempel dalam video.
Hal serupa juga ditemukan di unggahan foto di Facebook. Klaim terkait pemalsuan umur dan diskualifikasi Timnas Guinea U-23 hanya terdapat di keterangan dalam video dan keterangan tulisan.
Sementara unggahan video di Facebook memuat beberapa informasi tambahan. Di antaranya, keterangan yang disampaikan Presiden FIFA Gianni Infantino, serta cuplikan laga antara Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Guinea U-23. Namun, sepanjang video singkat tersebut, tidak ada satupun keterangan terkait diskualifikasi Timnas Guinea U-23 ataupun pemalsuan umur oleh Timnas Guinea U-23. Narasi tersebut hanya muncul dalam teks dalam video dan keterangan tulisan.
Tirto menelusuri potongan video yang menunjukkan keterangan Infantino di video Facebook, untuk memahami apakah ada kaitan antara keterangan tokoh FIFA tersebut dengan klaim diskualifikasi Timnas Guinea U-23. Penelusuran dilakukan dengan melakukan metode reverse search image di Google dengan menggunakan salah satu cuplikan gambar video.
Hasil pencarian dari Google Lens mengarahkan ke video berikut dari kanal "Guardian Football" di YouTube. Video tersebut menunjukkan latar serta mic/pengeras suara di depan Infantino yang serupa dengan unggahan di Facebook.
Informasi yang disampaikan Infantino dalam video Facebook juga sama dengan apa yang disampaikan dalam video milik media Guardian tersebut, terutama di menit 0:25. Dalam deskripsi dan judul video disebutkan, Infantino akan meminta negara-negara di dunia untuk memberi penghormatan pada legenda sepak bola Brasil, Pele, dengan menamai stadion di negara mereka dengan nama pemain sepak bola tersebut.
Sepanjang video, tidak terdapat informasi apapun mengenai diskualifikasi Timnas Guinea U-23. Pun, video tersebut diunggah pada 3 Januari 2023, satu tahun sebelum terjadinya laga playoff Olimpiade 2024 antara Timnas U-23 Indonesia melawan Timnas U-23 Guinea.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelusuran Tirto ke situs resmi FIFA, di halaman khusus Olimpiade 2024, tidak terdapat informasi terkait diskualifikasi Timnas U-23 Guinea, per 13 Mei 2024.
Informasi terakhir yang membahas Timnas U-23 Guinea adalah soal keberhasilan mereka mengamankan posisi di Olimpiade dan profil serta wawancara salah seorang pemain mereka, Aguibou Camara. Informasi terakhir terkait hal ini diunggah pada 10 Mei 2024.
Sementara itu, terkait pemalsuan umur yang menjadi alasan diskualifikasi Timnas U-23 Guinea, salah satu unggahan di Facebook menyebut nama pemain Alseny Soumah. Anggota Timnas U-23 Guinea tersebut memang ikut bermain saat melawan Indonesia.
Hasil penelusuran pemain tersebut mengarahkan ke dua orang berikut dengan nama yang sama (tautan 1, tautan 2). Keduanya adalah pemain sepak bola kelahiran Guinea, yang satu berumur 23 tahun dan yang lainnya berumur 25 tahun.
Berdasar informasi dari situs Transfermarkt terkait anggota skuad Timnas Guinea U-23 pada tahun 2024, nama Alseny Soumah yang terdaftar di tim Guinea adalah pemain kelahiran 1 Januari 2001. Artinya, per Mei 2024, pemain ini berumur 23 tahun. Alseny memegang posisi di sayap kiri.
Berdasarkan informasi ini, tidak ada bukti kecurangan pemalsuan umur di Timnas Guinea U-23 seperti yang disebut dalam klaim di Facebook.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan, klaim bahwa Timnas Guinea U-23 didiskualifikasi dari Olimpiade 2024 karena ada pemalsuan umur pemain bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Klaim yang tersebar di media sosial tidak menyertakan bukti apapun terkait diskualifikasi Timnas U-23 Guinea. Sementara terkait klaim pemalsuan umur, nyatanya tidak ada informasi resmi dari FIFA terkait hal ini. Pemain yang dituduh memalsukan umur masih berusia 23 tahun.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email [email protected].
Editor: Farida Susanty