tirto.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menurunkan paksa (take down) 1.923 konten hoaks di media sosial tentang Pemilu 2024.
Menurut Menkominfo, Budi Arie, proses penurunan paksa konten hoaks itu telah berlangsung sejak 17 Juli 2023 hingga 18 Maret 2024.
"Menurut data-data, suasana [Pemilu 2024] lebih baik dibanding Pemilu 2019, sangat lebih baik. Dan hoaks yang sudah kita takedown hampir 1.923 [konten]," katanya di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024).
Ia menyebutkan, sebetulnya ada 3.235 konten hoaks Pemilu 2024. Akan tetapi, Kemenkominfo hanya men-take down 1.923 di antaranya. Sisanya hanya diberi stempel hoaks.
Menurut dia, judul dari konten-koten yang tidak diturunkan paksa itu tidak masuk akal.
"Pertanyaannya, sisanya ke mana? Itu kami stempelin hoaks. Itu hoaks yang nggak perlu di-takedown, cukup distempel. Karena isunya, judulnya enggak masuk akal, [misalnya] 'Pak Haji mau nyapres', kan ini hoaks dong, ini cukup tempel hoaks saja," urai Budi.
Konten-konten hoaks ini, ungkap Budi, terdistribusi secara merata di sejumlah media sosial. Beberapa di antaranya di TikTok dan Instagram.
Budi menyebutkan, TikTok dan Instagram kerap menurunkan paksa konten yang dianggap hoaks. Klaim Budi, bahkan sebelum Kemenkominfo meminta, TikTok dan Instagram untuk men-take down konten tersebut.
"TikTok sendiri sudah melapor ke kami selama pemilu ini, dia sudah men-takedown 10.8 juta hoaks. Ini yang secara mandiri tanpa kami minta, kebijakan komunitas mereka di platform sudah melalukan scrolling dan take down sendiri tanpa kami minta. Sama juga termasuk Meta, Instagram," urainya.
Sementara Menkopolhukam Hadi Tjahjanto menyebutkan, pemerintah pusat memang telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menangani hoaks yang beredar soal Pemilu 2024.
"Langkah-langkah telah diambil, dan langkah-langkah itu sudah dilakukan untuk apa? Agar informasi yang beredar di media massa maupun di media sosial tidak mengganggu kondisi dan kondusifitas yang ada saat ini," ucap Hadi di lokasi yang sama.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Irfan Teguh Pribadi