tirto.id - Chelsea resmi memperkenalkan penyerang anyar mereka, Gonzalo Higuain, Kamis (24/1/16) dini hari. Ia dipinjam dari Juventus hingga akhir musim 2018-2019. Dalam klausul peminjaman, Chelsea dapat memperpanjang masa pinjaman atau mengikat penyerang asal Argentina itu secara permanen dengan mahar 36 juta euro.
Higuain didatangkan untuk memperbaiki kinerja lini depan Chelsea. Saat ini, meski The Blues berhasil mencetak 40 gol di Premier League, penyerang-penyerang tengah mereka memang kehilangan taji. Sementara Alvaro Morata hanya mampu melesakkan 5 gol, Oliver Giroud hanya sekali mencatatkan namanya di papan skor.
Masalahnya, Higuain saat ini sudah tidak setajam musim-musim sebelumnya. Tampil dalam 15 pertandingan di Serie A bersama AC Milan pada paruh pertama musim 2018-2019, mantan penyerang Real Madrid itu hanya mampu menyumbangkan 6 gol.
Meski begitu, Maurizio Sarri, pelatih Chelsea, masih sangat yakin dengan kemampuan bekas anak asuhnya di Napoli itu.
“Higuain akan mencetak gol selama ia masih hidup,” kata Sarri kepada Corriere Dello Sport pada September 2018 lalu . “Ia adalah gol itu sendiri. Ia adalah hewan pemburu gol. Mesin penghancur.”
Golnando Higuain
Dari 10 Januari hingga 7 Februari 2016, Higuain secara beruntun terus mencetak gol dalam enam pertandingan di Serie A. Ia berhasil mematahkan rekor gol legenda hidup Diego Maradona sewaktu berseragam Napoli, dan sedang memburu rekor gol Gunnar Nordhal, mantan penyerang AC Milan, yang sudah mulai dirubung lamat karena sudah terlalu lama bertahan. Nordahl berhasil mencetak 35 gol di Serie A musim 1949-1950.
Saking optimisnya, saat memberikan laporan di Calciomercato pada 8 Februari 2016, James Horncastle, jurnalis sepakbola Italia, sengaja mengganti nama depan Higuain: dari “Gonzalo” menjadi “Golnando”.
Pada akhir musim Higuain memang berhasil mematahkan catatan gol Nordahl. Ia mencetak 36 gol dalam gelaran Serie A musim 2015-2016.
Ketajaman Higuain pada musim itu tak bisa dilepaskan dari pendekatan yang dilakukan Sarri. Bermain menyerang dengan formasi 4-3-3, penyerang asal Argentina itu diapit oleh Lorenzo Insigne serta Jose Callejon di lini depan. Di belakang trio penyerang itu berdiri Marek Hamsik dan Jorginho. Empat pemain ini lantas membukukan 32assistdi Serie A, yang sebagian besar berhasil dikonversi Higuain menjadi gol.
Saat bermain bersama Juventus pada 2016-2017, seperti pendekatan yang dilakukan Sarri di Napoli, Max Allegri juga mengelilingi Higuain dengan pemain-pemain yang pintar menciptakan peluang. Mantan pelatih AC Milan itu mengandalkan Paulo Dybala, Juan Cuadrado, hingga Miralem Pjanić untuk memberikan dukungan kepada Higuain.
Strategi itu manjur. Cuadrado, Pjanic, dan Dybala berhasil mencatatkan 22 assist di Serie A. Meski torehan golnya tak sebaik musim sebelumnya, Higuain masih mampu mencetak gol relatif banyak, 24.
Perlakukan itulah yang tidak dia dapatkan saat bermain bersama AC Milan pada paruh pertama musim 2018-2019. Milan hanya mempunyai dua pemain kreatif yang bisa diandalkan, Suso dan Hakan Çalhanoğlu. Selebihnya, Higuain berjuang di lini depan sendirian. Alhasil, Higuain pun mulai kesulitan untuk mencetak gol. Menurut hitung-hitungan BBC, Higuain rata-rata membutuhkan 2,75 penampilan (paling lama di sebuah klub) untuk mencetak sebiji gol.
Tantangan yang lebih berat akan dia hadapi di Chelsea. Di bawah rezim Roman Abramovic, Chelsea adalah mimpi buruk bagi banyak penyerang tengah yang tampil gilang gemilang di klub lama.
Penyerang-Penyerang Mandul
Siapa penyerang terbaik yang pernah dimiliki Chelsea selama era Roman Abramovic? Didier Drogba dan Diego Costa, tentu. Selebihnya hanyalah omong kosong yang dibeli dengan harga kelewat mahal.
Pada musim panas 2006 lalu, Chelsea mendatangkan Andriy Shevchenko dari AC Milan dengan bandrol sebesar 43,88 juta euro. Sheva tampil begitu baik di Milan dan jadi salah satu predator lapangan hijau paling ganas di dunia.
Namun kemampuannya menjebol gawang lawan sirna begitu pergi dari Milan dan menginjakkan kaki di London. Tampil sebanyak 49 pertandingan di Premier League, Sheva hanya mampu mencetak 9 gol.
Setelah itu datanglah Fernando Torres. Berharga 10 juta euro lebih mahal dari Sheva, penyerang asal Spanyol itu juga tak mampu mengulangi pencapaiannya sewaktu bermain di Liverpool. Ia pernah mencetak 24 gol untuk Liverpool dalam satu musim, tapi membutuhkan lima setengah musim hanya untuk mencetak 20 gol dengan seragam Chelsea.
Terakhir, Alvaro Morata juga tampil mengecewakan setelah dibeli Chelsea dari Real Madrid pada musim panas 2017 lalu. Selama dua musim berseragam The Blues, Morata hanya mampu mencetak 16 gol di Premier League. Morata pun kemudian dilego ke Atletico Madrid.
Sebagai penyerang anyar, pemilik klub dan suporter jelas tak ingin Higuain terjerembap ke lubang yang sama dengan striker-striker hebat tersebut. Apalagi ia datang bukan karena perjudian, melainkan karena pak pelatih benar-benar menginginkannya.
Meski begitu, Higuain belum tentu mampu menyelamatkan permainan Chelsea secara keseluruhan.
Sampai sekarang, Sarri masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ia belum mampu menemukan pakem yang tepat sehingga para pemain terlihat kesulitan untuk beradaptasi dengan Sarriball--filosofi permain Sarri. Selain itu, Chelsea juga tak punya banyak pemain berkarakter pembuka peluang seperti yang membuat Higuain begitu subur di Napoli dulu.
Satu-satunya pemain yang mempunyai kemampuan untuk itu adalah Eden Hazard. Sejauh ini, meski lebih sering dimainkan sebagai penyerang tengah, pemain asal Belgia itu berhasil mencatatkan 10 assist.
Karena stok pemain kreatif Chelsea terbatas, Sarri harus mengakalinya lewat sistem permainan. Formula yang jelas tak mungkin ditemukan dalam waktu singkat.
Editor: Rio Apinino