Menuju konten utama

Hasil Pemilu Ekuador Tentukan Nasib Pemimpin WikiLeaks

Ekuador melangsungkan pemilu untuk pemilihan presiden baru, Minggu (3/4/2017) waktu setempat. Calon presiden dari kubu kiri, Lenin Moreno bersaing ketat dengan mantan bankir dari kubu kanan, Guillermo Lasso.

Hasil Pemilu Ekuador Tentukan Nasib Pemimpin WikiLeaks
Pendiri wikileaks julian assange mengangkat peliharaan anak kucing barunya di kedubes ekuador di london pusat, inggris, dalam foto tidak bertanggal yang dirilis kepada reuters senin (9/5). Antara foto/courtesy of wikileaks/handout via reuters.

tirto.id - Ekuador melangsungkan pemilu untuk pemilihan presiden baru, Minggu (3/4/2017) waktu setempat. Calon presiden dari kubu kiri, Lenin Moreno bersaing ketat dengan mantan bankir dari kubu kanan, Guillermo Lasso.

Dimungkinkan Lenin Moreno akan menggusur kepemimpinan Rafael Correa. Dari laporan Reuters, Senin (3/4/2017), Moreno mengantongi 51,06 persen suara.

Sedangkan, Guillermo Lasso, rivalnya dari kubu konservatif hanya berhasil meraih 48,94 persen suara. Dewan pemilihan umum Ekuador juga merilis, 93,5 persen suara telah dihitung, namun mereka belum mengumumkan pemenang.

Nasib Julian Assange, pendiri WikiLeaks yang sejak 2012 meminta suaka di kedutaan Kolombia, akan ditentukan oleh hasil pemilu Ekuador kali ini. Kemenangan Moreno sendiri akan menjadi angin segar bagi Assange. Pasalnya, Lasso pernah berjanji akan melakukan pengusiran terhadap Assange dari kedubes Ekuador di London.

"Tidak untuk Penipuan, Ya untuk Demokrasi!" Bunyi yel-yel dari ratusan pendukung Lasso di Guayaquil, daerah asal Lasso, berkonvoi ke kantor Dewan pemilu.

Di sisi lain, jika terpilih, Moreno berjanji akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan otomatis akan meneruskan kekuasaan kubu sayap kiri selama satu dekade.

"Ini adalah momen yang menentukan karena kami menghadapi reaksi konservatif dalam beberapa tahun terakhir," kata Rafael Correa, Presiden Ekuador setelah memberikan suaranya,

Pemilu kali ini juga akan menjadi tolak ukur untuk iklim politik di Amerika Latin dimana selama lebih dari satu dekade ini diperintah oleh rezim kiri, akan beralih menjadi pemerintahan dikuasai kubu sayap kanan seperti di negara Argentina, Brasil, dan Peru.

Tokoh Kiri Ekuador Lenin Moreno Hampir Unggul di Pemilu Presiden

Tokoh kiri, yang juga calon dari kubu pemerintah, Lenin Moreno, berada di ambang kemenangan pemilihan presiden Ekuador pada Minggu (3/4/2017).

Namun, kelompok konservatif, yang menjadi lawan Moreno, tidak menerima hasil tersebut dan meminta perhitungan ulang, sehingga memunculkan kekhawatiran akan gelombang unjuk rasa besar di negara Andean itu, yang dalam sejarahnya sering dilanda kemelut politik.

Moreno meraup 51,06 persen suara, sementara calon dari kubu konservatif, Guillermo Lasso, 48,94 persen, kata hasil dari komisi pemilihan umum Ekuador, yang sudah menghitung 93,5 persen suara masuk.

Komisi tersebut belum memutuskan pemenang secara resmi.

"Mereka bermain-main dengan kehendak rakyat," kata Lasso, mantan bankir, yang menjadi politisi, kepada stasiun televisi Ekuador pada Minggu malam, dengan meminta perhitungan ulang karena merasa menjadi pemenang sebenarnya.

Dia menceritakan ulang kejadian pada putaran pertama pada Februari lalu, di mana hasil final baru diumumkan beberapa hari saat pendukungnya berkumpul di depan kantor komisi pemilihan umum untuk menjaga kemungkinan kecurangan.

Puluhan pendukung Lasso di kota kelahiran Guayaquil mendatangi dewan pemilu setempat pada Minggu malam sambil meneriakkan "jangan ada kecurangan!".

Namun, Moreno, mantan wakil presiden yang menjanjikan penambahan jaminan sosial, sudah merayakan kemenangan yang akan memperpanjang pemerintahan kelompok kiri yang telah berlangsung selama satu dekade terakhir.

"Mulai saat ini, ayo bekerja untuk negara," kata Moreno di depan pendukungnya di ibu kota Quito, seperti dilansir Antara.

Kekalahan Lasso akan membuat pendiri WikiLeaks, Julian Assange, bernafas lega karena Lasso pernah berjanji akan mengusir Assange dari tempat persembunyiannya di kedutaan Ekuador di London.

Kekalahan tersebut juga menjadi anomali kecenderungan umum yang tengah terjadi di Amerika Latin, di mana pemerintahan garis kanan berhasil merebut kekuasaan seperti terjadi di Argentina, Brasil, dan Peru.

"Revolusi menemukan kembali jalan kemenangan di Ekuador. Kelompok kanan kalah meski didukung jutaan uang dan media," kata Presiden Rafael Correa di Twitter.

Baca juga artikel terkait EKUADOR atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri